Swing Voters Tulungagung Diprediksi Bakal Kian Mengambang, Usai Debat Terakhir Pilkada 2024
Wiwieko Dharmaidiningrum.--
TULUNGAGUNG, MEMORANDUM.CO.ID - Debat publik kedua sekaligus debat terakhir Pilbup Tulungagung 2024, digelar pada Jumat malam 22 November 2024.
Kendati sudah ada perubahan aturan untuk menghidupkan debat semalam, namun tetap saja, tidak semua paslon memanfaatkan kesempatan bertanya antar paslon dengan maksimal. Bahkan berdasarkan pantauan Memorandum di lokasi debat, berulang kali ke empat paslon melewatkan kesempatan saling bertanya dalam beberapa topik pertanyaan.
BACA JUGA:Pastikan Keamanan dan Kesiapan Pilkada 2024, Kapolres Tulungagung Cek Gudang Logistik KPU
Alhasil, hingga 6 segmen berlangsung, debat publik terakhir sebelum masa tenang itu dinilai kurang greget. Hal ini disampaikan oleh Ketua PWI Tulungagung, Wiwieko Dharmaidiningrum.
Menurut Wiwieko, kendati sudah ada porsi tanya jawab yang lebih banyak dibandingkan debat pertama, namun jawaban atas topik yang dipertanyakan, kurang mengena pada sasaran.
"Meski terjadi tanya jawab dan sanggahan antar paslon durasinya ditambah, tetapi untuk penyampaian visi dan misi materi yang didebatkan kurang mengena," ujarnya.
BACA JUGA:Cegah Golput, KPU Tulungagung Gandeng PWI Tingkatkan Partisipasi Pemilih di Pilkada 2024
Eko menilai, hampir semua paslon terlalu monoton dalam menjawab pertanyaan dari paslon lain. Termasuk ketika menyikapi sanggahan dari paslon lain atas pernyataan yang diberikan sebelumnya.
"Hampir semua paslon monoton ketika menjelaskan menjawab pertanyaan dan sanggahan," urainya.
Wiwieko juga menilai skill publik speaking para paslon belum mengalami peningkatan dibandingkan debat sebelumnya yang digelar pada 25 Oktober 2024 lalu.
"Public speaking paslon masih belum terlihat meningkat dari debat sbelumnya," ungkap Eko
BACA JUGA:KPU Tulungagung Terima Puluhan Ribu Kotak Suara dan Kabel Ties Pilkada 2024
Dengan kondisi seperti ini, dirinya meyakini swing voters terutama gen Z yang saat ini masih bingung menentukan pilihan bakal semakin apatis dalam pilkada kali ini.
"Tentu itu akan membuat swing voter, utamanya anak muda gen z dan milenial semakin apatis. Saya khawatir saja ketidak hadiran mereka di TPS pada 27 November nanti mendominasi, sehingga target 82 persen tingkat kehadiran tidak tercapai," tegasnya.
Sumber: