Festival Tunas Bahasa Ibu 2024 Jadi Wahana Merawat Warisan Leluhur di Jawa Timur

Festival Tunas Bahasa Ibu 2024 Jadi Wahana Merawat Warisan Leluhur di Jawa Timur

Pembukaan Festival Tunas Bahasa Ibu 2024 yang digelar Balai Bahasa Jawa Timur. --

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur (Jatim) kembali menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu tahun 2024. Pelaksanaan Festival ini merupakan kali kedua dengan cakupan yang lebih luas setelah sebelumnya diadakan pada tahun 2023.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, Umi Kulsum, menyatakan kebanggaannya terhadap penyelenggaraan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) 2024 yang digelar oleh Balai Bahasa Jawa Timur. Festival ini diadakan sebagai upaya untuk memperhatikan, menjaga, dan mengembangkan bahasa-bahasa daerah di Jawa Timur, termasuk Madura, Jawa, dan Using.

"Kami sangat bangga karena Balai Bahasa Jatim secara konsisten mengawal dan menumbuhkembangkan bahasa-bahasa daerah di Jawa Timur," ujar Umi Kulsum dalam sambutannya di festival yang berlangsung di Hotel Santika, Surabaya, Kamis 7 November 2024.

BACA JUGA:Ini Dia Peraih Anugerah Sutasoma 2024 Balai Bahasa Jawa Timur

Festival ini diselenggarakan untuk kedua kalinya setelah pertama kali diadakan pada 2023. Tujuannya memperkuat revitalisasi bahasa daerah dan mendorong generasi muda untuk mencintai bahasa ibu mereka.

Dalam FTBI 2024, cakupan partisipasi diperluas hingga melibatkan Kabupaten Situbondo dan Bondowoso. Tahun sebelumnya, peserta hanya berasal dari wilayah di Pulau Madura seperti Sampang, Sumenep, Bangkalan, dan Pamekasan.

Pada 2024, festival ini diikuti oleh tujuh kategori lomba, termasuk menulis cerita pendek, membaca puisi, stand-up comedy dalam bahasa daerah, menulis aksara daerah, mendongeng, pidato, dan nembang dalam bahasa daerah. Peserta lomba, yang mayoritas adalah pelajar tingkat SD dan SMP, memberikan penampilan terbaiknya untuk memperlihatkan kecintaan terhadap bahasa daerah mereka.

BACA JUGA:Jaga Bahasa Daerah Tidak Punah, Balai Bahasa Gelar Festival Tunas Bahasa Ibu

Indonesia yang kaya akan bahasa daerah dengan lebih dari 718 bahasa dan 778 dialek memerlukan upaya pelestarian yang terus-menerus. Penelitian menunjukkan bahwa beberapa bahasa daerah berada dalam kondisi kritis, punah, atau rentan punah. Bahasa Madura termasuk dalam kategori aman, namun tetap memerlukan perhatian ekstra agar tidak mengalami kemunduran lebih lanjut.

Umi Kulsum menekankan pentingnya kesadaran akan bahasa daerah sejak usia dini. "Bahasa daerah bukan hanya identitas kita, tetapi juga memperkaya kosakata bahasa Indonesia dan membentuk karakter bangsa. Melalui FTBI, kami berharap generasi muda lebih menghargai bahasa ibu dan menjadikannya sebagai kebanggaan mereka," pungkasnya.

Dengan pelaksanaan FTBI 2024, Balai Bahasa Jawa Timur mempertegas komitmennya untuk memperkuat peran bahasa daerah sebagai identitas budaya dan warisan bangsa yang harus dijaga oleh generasi muda sebagai tunas bahasa ibu.

Sumber: