Komisi D DPRD Surabaya Desak RSUD BDH Menyediakan Layanan VIP dan VVIP
Anggota Komisi D DPRD Surabaya, Dr Michael Leksodimulyo. -Arif Alfiansyah-
"Kita harus bisa menarik pasien non-BPJS dengan menyediakan layanan VIP dan VVIP yang setara dengan rumah sakit swasta. Ini akan menguntungkan baik bagi rumah sakit maupun masyarakat," tambahnya.
BACA JUGA:Bangun Fasilitas Kedokteran Nuklir RSUD BDH, Pemkot Siapkan Rp 94 M
Politisi PSI ini menilai bahwa RSUD BDH tidak kalah bersaing dengan rumah sakit swasta di Surabaya dalam hal kualitas alat medis. Namun, ia menyoroti perlunya pengembangan fasilitas kamar untuk mengakomodasi berbagai kalangan masyarakat.
"Fasilitas di RSUD BDH sudah sangat baik, mulai dari kebersihan hingga kualitas makanan. Ini menunjukkan bahwa RSUD BDH memiliki potensi besar untuk menjadi rujukan bagi semua lapisan masyarakat, tidak hanya kelas menengah kebawah, tapi masyarakat kelas atas pun bisa juga melirik RSUD BDH," ujar Michael.
Untuk mewujudkan hal tersebut, pelru mengalokasikan anggaran lebih besar bagi RSUD BDH.
"Dengan anggaran yang cukup, RSUD BDH dapat mengembangkan fasilitas kamarnya dan menarik minat pasien dari kalangan menengah ke atas," tegasnya.
BACA JUGA:Untuk Terapi Kanker, RSUD BDH Sediakan Kedokteran Nuklir
Pihaknya juga mengungkapkan bahwa salah satu kendala dalam optimalisasi anggaran atau rendahnya penyerahan anggaran karena RSUD BDH keterbatasan tenaga spesialis dan fasilitas.
"Penyerapan anggaran memang belum 100 persen karena mereka juga punya keterbatasan di tenaga spesialis. RSUD BDH kesulitan menambah tenaga spesialis karena kurangnya kamar rawat inap, " jelasnya.
Ia mencontohkan kasus bedah saraf yang membutuhkan perawatan khusus pasca operasi. Jika tidak ada kamar yang memadai, tentu saja pelayanan optimal tidak bisa tercapai.
Selain itu, dr Michael juga menyoroti rendahnya persentase penggunaan anggaran untuk pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
"Jadi SDM bulan September ke Oktober itu hanya 6 persen untuk pengembangannya. Hanya 6 persen anggaran yang digunakan untuk pengembangan SDM, ini sangat minim," tegasnya.
Sementara Direktur RSUD BDH Surabaya, Bisukma Kurniawati menyampaikan optimisme terhadap capaian pendapatan rumah sakit yang dipimpinnya meskipun menghadapi tantangan renovasi. Bisukma mengulas evaluasi pendapatan hingga Oktober 2024 serta penggunaan anggaran belanja di rumah sakit tersebut.
“Kami optimis pendapatan rumah sakit tetap stabil meskipun targetnya menyesuaikan, karena kondisi pelayanan tidak menurun. Pada masa pandemi Covid-19 memang pendapatan meningkat signifikan, namun saat ini lebih stabil. Terlepas dari renovasi yang dilakukan, kami tetap memberikan pelayanan,” ujarBisukma.
Saat ini, RSUD BDH masih melaksanakan pelayanan rawat inap meskipun jumlah kamar yang disediakan terbatas akibat adanya proses renovasi. Menurutnya renovasi ini diperlukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi masyarakat Surabaya.
Sumber: