Mahasiswa Unair Ciptakan Alat Deteksi Dini Stroke

Mahasiswa Unair Ciptakan Alat Deteksi Dini Stroke

Tim PKM-KC CORTISCAN pada PIMNAS ke-37.-Arif Alfiansyah-

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Dalam upaya menekan angka penderita stroke, mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) berhasil menciptakan inovasi terbaru. Tim CORTISCAN berhasil mengembangkan alat deteksi dini stroke yang praktis dan akurat. 

BACA JUGA:Boyong 8 Medali, UB Naik Peringkat di PIMNAS 2024

CORTISCAN adalah salah satu tim dari Unair yang sukses membawa pulang medali perunggu kategori presentasi untuk bidang PKM-KC Program Kreativitas Mahasiswa-Karsa Cipta (PKM-KC) PIMNAS ke-37

Tim ini beranggotakan lima orang. Mereka adalah Melia Anggraeni (Fakultas Sains dan Teknologi), Tsabita Arinal Haq (Fakultas Sains dan Teknologi), Ach Jazilul Qutbi (Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin), Amalia Dwi Berliyanti (Fakultas Sains dan Teknologi), dan Muhammad Dzulkifli Amar Kaafi Ar Rochim (Fakultas Sains dan Teknologi). 

BACA JUGA:Safety Goggles Myopi Bikinan Mahasiswa Unusa Raih Juara 3 di Pimnas

“Sangat bersyukur dan senang sekali karena bisa membantu Unair sebagai tuan rumah membawa medali,” ungkap Melia, selaku ketua tim CORTISCAN.

Melia mengatakan bahwa inovasi yang ia dan tim ciptakan adalah prototipe alat deteksi dini stroke. 

“Kami menggunakan sampel berupa saliva yang mengandung kortisol. Sehingga pengguna nantinya akan lebih mudah mengecek kadar kortisol dan resiko stroke dengan mudah dan praktis,” ujar Melia.  

BACA JUGA:Manfaatkan Limbah Organik, 5 Mahasiswa Unair Sulap Limbah Jagung dan Kopi Jadi Solusi Atasi Bau Tak Sedap

Inovasi alat deteksi dini stroke ini, berangkat dari kerisauan tim CORTISCAN terkait tingginya angka stroke di Indonesia. Melia menjelaskan bahwa penyakit stroke juga merupakan salah satu penyumbang kecacatan bahkan kematian tertinggi dunia. 

BACA JUGA:Shalsa, Mahasiswa FIB Unair Raih Kesempatan Magang di Hokkaido Jepang

“Berdasarkan data yang kami temukan, hal ini akan terus meningkat setiap tahunnya. Atas kekhawatiran ini, kami tergerak untuk membuat suatu alat yang dapat membantu mencegah masyarakat terkena penyakit stroke. Khususnya pada orang yang memiliki faktor risiko stroke,” ujarnya.

Berhasil keluar sebagai juara dalam ajang bergengsi PIMNAS tentu bukanlah hal yang mudah. Sebagai finalis, Melia dan tim kompak dalam menyatukan visi dan tujuan bersama hingga finish. Hal ini merupakan kunci dan strategi kemenangan tim Melia. 

“Jika sebuah tim telah memiliki visi yang sama, berbagai tantangan yang datang akan lebih mudah terlewati,” ucapnya.

Sumber: