796 Keluarga Risiko Stunting Kota Mojokerto Terima Bantuan Pangan

796 Keluarga Risiko Stunting Kota Mojokerto Terima Bantuan Pangan

Warga menerima bantuan pangan di kantor pos.-Muhammad Anwar-

MOJOKERTO, MEMORANDUM.CO.ID - Pemkot Mojokerto salurkan bantuan pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) kepada 796 keluarga berisiko stunting. Penyaluran bantuan ini berlangsung selama dua hari, mulai 11 hingga 12 September 2024, bertempat di Kantor Pos Mojokerto.

BACA JUGA:Ratusan KPM Desa Ngabar Kabupaten Mojokerto Terima Bantuan Pangan

Bantuan yang diberikan berupa satu ekor ayam dan sepuluh butir telur per keluarga, dan disalurkan sebanyak enam kali dalam setahun kepada keluarga berisiko stunting.

BACA JUGA:Tekan Harga Beras, Pemkot Surabaya Salurkan 69.667 Bantuan Pangan Cadangan

Pj Wali Kota Mojokerto Moh Ali Kuncoro menyampaikan harapannya bahwa bantuan pangan tersebut dapat membantu pemenuhan gizi keluarga, khususnya balita, sehingga dapat mencegah terjadinya kasus stunting baru. 

BACA JUGA:Bhabinkamtibmas Polsek Bangsal Dampingi Penyaluran Bantuan Pangan

“Melalui bantuan ini, kami berharap keluarga berisiko stunting dapat memenuhi kebutuhan gizi balita mereka, demi masa depan anak-anak yang lebih sehat,” ujar Ali Kuncoro, Kamis 12 September 2024.

Dalam percepatan penurunan stunting Pemkot Mojokerto komitmen dan konsisten dengan melaksanakan berbagai program, salah satunya melalui program Neo Baksos MAK yang dilaksanakan setiap Selasa, Rabu, dan Jumat. 

BACA JUGA:Pj Bupati Tulungagung Serahkan Bantuan Pangan Cadangan Beras untuk 717 Penerima Manfaat

Program ini memberikan bantuan pangan bergizi secara rutin salah satunya kepada keluarga balita yang mengalami stunting, sebagai bagian dari upaya Pemkot dalam meningkatkan kesehatan anak-anak.

BACA JUGA:591 Warga Desa Tempursari Terima Program Bantuan Pangan

Selain program Neo Baksos MAK, Pemkot Mojokerto juga terus berinovasi untuk mempercepat penurunan angka stunting. Beberapa inovasi yang telah dijalankan adalah program Gempa Genting atau Gerakan Masyarakat Peduli Gizi Stunting, dan Canting Gula Mojo yang merupakan akronim dari Cegah Stunting, Gerak Unggul Pemberdayaan Masyarakat Kota Mojokerto.

BACA JUGA:Wakapolres Jember Terima Penghargaan dari Dinsos atas Partisipasi Distribusi Bantuan Pangan

“Alhamdulillah, program-program tersebut telah memberikan hasil positif yang terlihat dari penurunan prevalensi stunting di Kota Mojokerto. Berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPBGM), prevalensi stunting berhasil turun dari 3,12 persen pada tahun 2022 menjadi 2,04 persen pada tahun 2023, dan mencapai 1,85 persen per Juli 2024,” terang Mas Pj, sapaan akrab Ali Kuncoro.

Sumber: