Ini Gubernur Jatim yang Menjabat 2 Periode, Salah Satunya Pernah Menjabat di Bawah 4 Kepemimpinan Presiden

Ini Gubernur Jatim yang Menjabat 2 Periode, Salah Satunya Pernah Menjabat di Bawah 4 Kepemimpinan Presiden

Gedung Negara Grahadi dibangun pada 1795--Dispuspersip Jatim

MEMORANDUM – Provinsi Jawa Timur memiliki sejarah panjang kepemimpinan yang mencakup berbagai era, dari masa kolonial hingga era modern.

Dari total 14 gubernur yang pernah memimpin Jawa Timur, dua nama besar tercatat sebagai gubernur yang berhasil memimpin selama dua periode, yaitu Imam Utomo dan Soekarwo.

Kepemimpinan kedua tokoh ini meninggalkan jejak yang penting bagi perkembangan provinsi terbesar kedua di Indonesia ini.

BACA JUGA:5 Gubernur Jawa Timur yang Menjabat Paling Singkat, Salah Satunya Pahlawan Nasional

BACA JUGA:Inilah Walikota Madiun yang Menjabat Paling Lama dan Paling Singkat Sepanjang Sejarah Kota Madiun


1. Imam Utomo (23 Agustus 1998 – 26 Agustus 2008)

Imam Utomo yang memiliki nama lengkap Mayor Jenderal TNI (Purn.) H. Imam Utomo Soeparno ini lahir di Jombang, 14 Mei 1943.

Menjabat menjadi Gubernur Jawa Timur di periode pertama yaitu  23 Agustus 1998 – 23 Agustus 2003 dan periode kedua yaitu 23 Agustus 2003 – 26 Agustus 2008.

Imam Utomo pada tahun 1995-1997 pernah menjabat sebagai Pangdam V/Brawijaya.

Lahir dari pasangan Suparno, seorang pegawai kantor penerangan kala itu, dengan Siti Rukayah, Utomo adalah anak pertama dari 8 bersaudara.

Karena tuntutan pekerjaan ayahnya yang harus nomaden, pindah sana sini, sering membuatnya mau tidak mau harus juga berpindah-pindah tempat tinggal, sebelum akhirnya menetap di Jombang.

Riwayat pendidikannya ia habiskan di Rejoagung, Jombang, mulai dari SD hingga SMP.

Sementara, saat masuk bangku SMA, beliau melanjutkannya di salah satu SMA di Kediri.

Setelah lulus SMA, tahun 1965 melanjutkan pendidikan kemiliterannya di Akademi Militer Nasional (AMN) di Magelang dan berhasil menyelesaikannya serta diangkat sebagai Komandan Peleton I Kompi A Yonif 404.

Tahun berikutnya, pada bulan Agustus, ia diangkat menjadi Komandan Peleton I/A/404 dan tanggal 1 Februari 1967, ia diangkat sebagai pelatih di Rindam IV dan naik jabatan menjadi Wakil Komandan Kompi A/144 hingga menjadi Komandan.

BACA JUGA:Capsule Wardrobe, Jurus Jitu Tampil Kece dengan Baju Terbatas

BACA JUGA:Pemula Wajib Tahu! 5 Kesalahan dalam Menggunakan Skincare

Setelahnya, karir dalam militernya melejit. Diantaranya ia pernah menjabat sebagai PASI I Yonif 141, PASI 2/OPS Brigif 8, Komandan Batalyon inf 742, Karo Binkar Disdalkar, Kansaf Brigif 2 Kostrad, Wakil Asisten Operasi Kodam V Brawijaya,

Kansaf Korem 091/DSJ pada 1985, Komandan Brigif 18 Kostrad, Aspers Kasdam V Brawijaya, Paban 3/Binkar Spersad, Komandan Korem 084 Bhaskara Jaya, Kansaf Kodam, Aspers KSAD, dan akhirnya diangkat sebagai Pangdam V/Brawijaya pada 1 Februari 1995.

Riwayat jabatannya selama menjadi anggota ABRI berhenti pada 29 Agustus 1997 karena dilantik sebagai anggota DPR RI dari Fraksi ABRI dan pada 26 Agustus 1998, ia berhasil dilantik menjadi Gubernur Jawa Timur.

Memiliki kepribadian yang rendah hati dan pekerja keras, membuat Imam Utomo menang di hati masyarakat Jawa Timur sehingga menjadi salah satu faktor dapat lanjut dua periode.

Meski bukan pemimpin yang gegap gempita, namun ia memiliki banyak prestasi selama mengabdikan diri di Jawa Timur dan banyak mendapatkan penghargaan nasional.

Selain itu, pada masa kepemimpinannya, situasi Jawa Timur sangatlah tenang. Padahal, masa itu adalah puncak dari perubahan bangsa Indonesia yang penuh kemerosotan dan ketidakpastian disemua bidang.

Terlebih, Imam Utomo merupakan satu-satunya gubernur yang berhasil bertahan di bawah 4 kepemimpinan presiden, yaitu B.J. Habibie, KH Abdurrachman Wachid, Megawati Soekarnoputri dan Soesilo Bambang Yudhoyono.

Salah satu keberhasilan selama masa kepemimpinannya yaitu pembangunan Jembatan Suramadu karena keberhasilan pembangunan Jembatan Suramadu memang dipertaruhkan guna membuka tumbuhnya lapangan kerja dan masuknya industri ke Madura.

Hingga saat ini, di usianya yang menginjak angka 81 tahun lebih, tetap aktif di organisasi Palang Merah Indonesia sebagai ketua PMI Jawa Timur.

BACA JUGA:Segini Harta Kekayaan Tri Rismaharini, Cagub Jatim 2024

BACA JUGA:Fantastis! Intip Harta Kekayaan Khofifah Indar Parawansa, Cagub Jatim 2024

2. Soekarwo (12 Februari 2009 – 12 Februari 2019)

Seokarwo atau yang akrab disapa Pakde Karwo ini mempunyai nama lengkap  Dr. H. Soekarwo, S.H., M.Hum., yang lahir di Madiun, 16 Juni 1950.

Pakde Kawro merupakan putra dari seorang petani yang berhasil menjadi gubernur Jawa Timur selama dua periode yaitu periode pertama dari 12 Februari 2009 – 12 Februari 2014 dan periode kedua dari 12 Februari 2014 – 12 Februari 2019.

Memiliki tiga anak yaitu Ferdinan Timur Satya Graha, Karina Ayu Paramita, dan Kartika Ayu Prawitasari dari perkawinannya dengan Nina Kirana Soekarwo.

Adapun riwayat pendidikannya yaitu tahun 1962 ia mengenyam pendidikan di SD Negeri Palur Madiun, 1965 di SMP Negeri 2 Ponorogo, 1969 di SMAK Sosial Madiun, 1979 di Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya dan mendapat gelar sarjana hukum.

Pada tahun 1996 di Universitas Surabaya mendapatkan gelar pascasarjana, 2004 di Universitas Diponegoro Semarang mendapatkan gelar doktornya.

Soekarwo mulai merintis kariernya sebagai Pegawai Negeri Sipil. Tahun 1997 – 2003, menjabat sebagai Kepala Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur, tahun 2003 – 2008, menjabat sebagai Sekertaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jawa Timur.

BACA JUGA:Berat Badan Turun Drastis! Temukan Rahasia Janggelan Khas Ponorogo

BACA JUGA:Fakta Menarik Kota Madiun yang Belum Diketahui Banyak Orang

Tahun 2005 – 2009, menjabat sebagai Komisaris Utama Bank Jatim, dan tahun 2019 menjabat sebagai Kepala Dinas Pendapatan (Kadispenda) Jawa Timur.

Selain itu, masih banyak riwayat jabatan dan organisasi yang pernah dijabat Pakde Karno antara lain, Kepala Cabang Dinas Pendapatan Surabaya Selatan (1983-1994), Kepala Subdinas Perbankan Dinas Pendapatan Surabaya (1994–1997), Komisaris Utama PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) (2019–Sekarang).

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia (2019–Sekarang), Koordinator GMNI Universitas Airlangga Surabaya (1976), Ketua DP KORPRI Jawa Timur (2005), Ketua Umum IPSI Jawa Timur (2006).

Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) (2010–2014), Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur (2010–2019), Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat (2013–2015), dan Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat (2015–2019).

Memiliki sikap yang mengedepankan musyawarah mufaka dan memiliki pola kepemimpinan “Samkarya Nugraha Parasamya Purnakarya Nugraha”, Pakde Karwo berhasil menarik hati masyarakat Jawa Timur dan berhasil menjalankan dua periode kepemimpinannya.

Bahkan dari pola kepemimpinannya, beliau berhasil mendapatkan banyak penghargaan, baik dari Presiden RI, organisasi, dan lembaga pemerintah kebijakan publik dengan total 68 penghargaan.

Kesuksesannya memimpin selama dua periode terlihat dari pembangunan infrastruktur Jawa Timur yang naik pesat yaitu Jembatan Suramadu, Pelabuhan Teluk Lamong, Terminal 2 Bandara Juanda Surabaya, serta mengalami kenaikan pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi yaitu 7,3% atau di atas nasional yang hanya 6,2%.

Indeks Pembangunan Manusia di Jawa Timur juga mengalami peningkatan, salah satunya tahun 2017, IPM Jawa Timur berada di angka 70,27% atau naik 0,76% dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai angka 69,74%.

Sumbangan pemikirannya juga terlihat saat ia menjadi Kepala Dinas Pendapatan Daerah Jawa Timur, dimana ia memotong waktu proses pembayaran pajak kendaraan bermotor (BPKB) dan

saat ia menjabat menjadi Sekertaris Daerah Provinsi Jawa Timur, dimana ia memberikan ide untuk mulai menggunakan mekanisme mesin atau perbankan untuk mempermudah urusan administrasi pelayanan publik. (mg37)

Sumber: