Kesaksian Siska Wati di Sidang Pemotongan Insentif BPPD Sidoarjo, Ari Suryono Minta Uang untuk Beli HP
Terdakwa Ari Suryono dan Siska Wati saling memberikan kesaksian di Pengadilan Tipikor Surabaya.-Ferry Ardi Setiawan-
Siska Wati pun menjelaskan, bahwa di tiap triwulan, Ari Suryono selalu meminta uang ganti secara pribadi.
BACA JUGA:Sidang Pemotongan Insentif BPPD Sidoarjo, Jaksa Hadirkan Kakak Ipar Gus Muhdlor
“Saya tidak tahu peruntukannya untuk apa. Uang itu diklaimkan setiap triwulan saat pemberian insentif sekitar Rp 50 juta ke atas atau sekitar Rp 100 juta,” jelasnya.
Siska pun menambahkan, semua catatan yang ada atas perintah Pak Ari tidak boleh disimpan di excel. Tetapi dalam catatan kertas dan ditulis tangan.
“Jangan ada yang disimpan di kantor. Dimusnahkan dan tak ada yang disimpan di excell tapi dalam tulisan tangan,” ujar Siska Wati menirukan perkataan Ari Suryono.
Terkait hal itu, penasihat hukum Ari Suryono, Nabillah Amir mempertanyakan kenapa saksi (Siska Wati) menuruti perintah Ari Suryono.
BACA JUGA:Ari Suryono Resmi Jadi Tersangka Kasus Korupsi Pemotongan Dana Insentif Pegawai BPPD Pemkab Sidoarjo
“Kenapa saksi mau menuruti semua permintaan Ari Suryono,” tanya PH Nabillah Amir. Dan dijawab Siska Wati, bahwa dirinya tidak berani menolak karena hanya bawahan.
Sementara itu, terkait keterangan Siska Wati, terdakwa Ari Suryono membenarkannya. “Yang HP itu benar. Tetapi hanya satu unit Samsung Galaxy,” ujar Ari Suryono. Untuk HP lipat itu miliknya.
BACA JUGA:Kasus Dugaan Korupsi Gus Muhdlor, KPK Panggil Dua Pejabat Pemkab Sidoarjo
Ari Suryono menambahkan, uang klaim yang diberikan kepada Siska Wati itu merupakan perjalanan dinas bersama kepala bidang (kabid). Dari yang sebelumnya, semua perjalanan dinas bisa diklaimkan ke Bu Siska Wati.
“Sebelumnya saya dapat informasi seperti itu. Oleh-oleh, ketika melakukan kunjungan dan sudah seperti itu,” jelasnya.
BACA JUGA:Kesaksian Kakak Ipar Gus Muhdlor Berbelit-belit, Hakim Ingatkan Ancaman Hukuman
Sedangkan untuk kertas kecil yang diberikan oleh Siska Wati kepada dirinya, dianggap sudah biasa seperti sebelum-sebelumnya.
Sumber: