Drama Kolosal Rekonstruksi Proklamasi Polisi RI Warga Surabaya
Pementasan yang digagas oleh Satrio Sudarso,Ketua Komunitas Roodebrug Surabaya.--
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID – Dalam suasana haru dan meriah, ribuan warga SURABAYA menyaksikan pagelaran drama kolosal yang mengulang momen bersejarah Proklamasi Polisi Republik Indonesia pada hari Rabu 21 Agustus 2024.
Pementasan yang digagas oleh Satrio Sudarso, Ketua Komunitas Roodebrug Surabaya, bersama Tim Surabaya Juang dan para penari ternama ini sukses membangkitkan semangat nasionalisme dan mengenang kembali perjuangan para pahlawan.
Drama ini tidak hanya menyajikan adegan proklamasi yang dipimpin oleh M. Yasin, tetapi juga merekonstruksi peristiwa penting lainnya, seperti perobekan bendera Jepang di Surabaya pada 19 Agustus 1945. Momen heroik ini menjadi simbol awal perlawanan rakyat Surabaya terhadap penjajah.
BACA JUGA:Hari Juang Polri Ke-79, Kapolres Gresik Pesan Tingkatkan Citra Polri di Masyarakat
"Kami ingin mengingatkan generasi muda tentang pentingnya sejarah perjuangan bangsa. Melalui drama ini, kami ingin menanamkan semangat patriotisme dan rasa cinta tanah air," ujar Satrio.
Satrio Sudarso Lebih Mendalam, "Peristiwa proklamasi polisi di Surabaya memiliki makna yang sangat dalam. Ini membuktikan bahwa semangat kemerdekaan membara di seluruh pelosok negeri, termasuk di kalangan aparat keamanan.
Hadiri dalam acara tersebut, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo memimpin upacara Hari Juang Polri di depan Monumen Perjuangan Polri. Upacara ini digelar untuk memperingati sejarah perjuangan Polisi Republik Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.
BACA JUGA:Ketua Begandring Soerabaia: Hari Juang Polri Berbasis Sejarah Proklamasi Polisi
Acara kemudian diteruskan dengan penampilan drama kolosal yang mengisahkan kembali peristiwa pembacaan Proklamasi Polisi oleh Moehammad Yasin pada 21 Agustus 1945. Untuk memproklamasikan polisi sebagai bagian dari Republik Indonesia adalah langkah berani yang patut kita teladani.
"Selain itu, insiden penyobekan bendera Jepang di Surabaya menunjukkan bahwa rakyat Surabaya tidak gentar menghadapi ancaman. Mereka rela berkorban demi meraih kemerdekaan. Semangat juang seperti inilah yang harus kita lestarikan," terangnya.(mtr)
Sumber: