Cuci Darah Meningkat di Jatim, Politisi Demokrat Prihatin
dr Agung Mulyono--
SURABAYA, MEMORANDUM - Frekuensi pasien cuci darah terus meningkat dari waktu ke waktu, membuat anggota DPRD Jawa Timur dr Agung Mulyono mengingatkan masyarakat untuk lebih meningkatkan pola hidup sehat. Termasuk warga Banyuwangi.
“Kita perlu tindakan preventif terhadap kesehatan. Ayo mulai hidup sehat,” ajak Agung Mulyono.
dr Agung Mulyono mengatakan dengan meningkatnya kasus cuci darah di Banyuwangi, hal ini tentunya menjadi peringatan yang sangat berbahaya dan perlu strategi upaya dalam kesehatan terutama penerapan paradigma sehat." Tentunya keberhasilan dalam peningkatan UHC (Universal Health Coverage) bisa menekan tingginya pasien cuci darah. Ini yang perlu dilakukan pemkab Banyuwangi," terangnya.
Politisi Demokrat ini, mengingatkan untuk membiasakan gaya hidup sehat.
BACA JUGA:Dua Kali Seminggu Harus Cuci Darah, Layanan Program JKN Ringankan Suami Suci
“Olahraga rutin, dan rutin ngecek kesehatan secara menyeluruh,” tegas Agung.
Politisi yang juga alumnus Fakultas kedokteran Unair ini, mengaku prihatinan dimana mendengar laporan dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Blambangan terkait pasien cuci darah yang meningkat. Sekarang ini frekuensi pasien cuci darah terus meningkat dari waktu ke waktu. "Bahkan, usianya cenderung semakin muda,” ungkapnya.
Terlebih, lanjut dia hasil laporan itu menunjukkan tercatat sebanyak 175 pasien yang melakukan cuci darah. Bahkan, paling mencengangkan ada 24 pasien di antaranya masih berusia muda. “Bahkan 24 di antaranya, adalah pasien usia muda, di bawah 40 tahun,” katanya.
Pria yang juga gemar gowes ini mengatakan sekarang ini di Banyuwangi dengan melihat peningkatan tersebut perlu lebih fokus dalam penanganan kesehatan.
BACA JUGA:Cuci Darah Sang Istri Selama 5 Tahun, Dalhar Manfaatkan BPJS Kesehatan
"Okelah Banyuwangi kabupaten yang maju, hampir semuanya bagus, ekonomi good,pariwisata good, kemiskinan menurun dan semuanya bagus semua. Dan kini saatnya kesehatan lebih fokus,"jelasnya.
Dipaparkan olehnya, di Banyuwangi di sektor layanan primer perlu melaksanakan promotif dan preventif terukur. "Tidak hanya kuratif saja, melainkan sudah saatnya menerapkan slogan mencegah lebih baik daripada mengobati,"tuturnya.
Selama ini, kata Agung Mulyono,beban anggaran mayoritas bahkan hampir 90 persen kebanyakan kuratif." Saatnya sekarang ini diberikan anggaran promotif dan preventif misalnya antara 25 hingga 40 persen,"jelasnya.
Agung Mulyono menambahkan sudah saatnya juga diterapkan dokter keluarga dengan jemput bola untuk mengetahui kesehatan keluarga." Bukan harus pasien terlebih dahulu datang ke rumah sakit untuk tahu penyakitnya. Namun, dokter harus setiap minggu mengecek langsung ke masyarakat tentang kondisi kesehatannya. Entah melalui kontak telpon atau menemui langsung,"terangnya.
Sumber: