Pemkab Dukung Akselerasi Gadis Bersinar BNN Tulungagung
Sekda Tri Haryadi (tengah) bersama Rose Iptriwulandhani saat kegiatan akselerasi Gadis Bersinar.-Biro Tulungagung-
TULUNGAGUNG, MEMORANDUM - Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Tulungagung menggelar kegiatan konsolidasi kebijakan kota tanggap ancaman narkoba pada sektor kelembagaan, Kamis 8 Agustus 2024.
Hadir dalam kegiatan ini Kepala BNN Kabupaten Tulungagung dan jajaran, Sekda Pemkab Tulungagung serta sejumlah OPD, perwakilan forkopimda, perwakilan camat, serta perwakilan ormas dan tokoh masyarakat di Tulungagung.
Dalam paparannya, Kepala BNN Kabupaten Tulungagung, Rose Iptriwulandhani mengatakan, peredaran narkoba masih menjadi ancaman serius bangsa Indonesia saat ini, termasuk masyarakat Tulungagung.
Sesuai hasil survey prevalensi penyalahguna narkoba di Indonesia tahun 2023 lalu sebanyak 3,3 juta jiwa atau setara dengan 1,73 persen penduduk pada rentang usia 15-64 tahun. Hal sama juga terjadi di wilayah Kabupaten Tulungagung.
BACA JUGA:Gandeng BNN, Pj Bupati Tulungagung Tandatangani Pakta Integritas Bebas Narkoba
Rose menjelaskan, itulah alasan dilaksanakan kegiatan akselerasi pembentukan program Gerakan Desa Bebas Narkoba (Gadis Bersinar).
Selama ini setiap tahunnya sejak sekitar lima tahun lalu, pihaknya hanya bisa mengintervensi pembentukan dua Desa Bersinar. Namun kini total ada 10 Desa Bersinar di Kabupaten Tulungagung.
"Yakni di Desa Kalangan Kecamatan Ngunut, Desa Sawo Kecamatan Campurdarat, Desa Gesikan Kecamatan Pakel, Desa Kendalbulur Kecamatan Boyolangu, Desa Ngrendeng Kecamatan Gondang, Desa Balerejo Kecamatan Kauman, Desa Plosokandang Kecamatan Kedungwaru, Desa Pulerejo Kecamatan Ngantru, Desa/Kecamatan Kedungwaru, dan terakhir Kelurahan Jepun Kecamatan/Kabupaten Tulungagung," ungkapnya.
Oleh sebab itu Rose berharap dukungan semua pihak. Mulai dari Pemkab Tulungagung, Polri, TNI, dan semua pihak guna menciptakan Gadis Bersinar yang akan menjadi embrio wilayah tangguh dan tanggap peredaran narkoba.
BACA JUGA:BNN Tulungagung: Sepanjang 2023, 58 Pecandu Direhabilitasi
"Kalau setahun cuman dua desa, mau sampai kapan seluruh desa akan terbentuk desa bersinar, makanya kita perlukan akselerasi," jelasnya.
Apalagi saat ini metode ranjau pelaku peredaran narkoba semakin berani. Tidak hanya meranjau barang haram di lokasi sepi, namun juga di tempat ramai seperti depan kampus maupun di pusat pertokoan.
Masih menurut Rose, dengan upaya pencegahan yang serentak hingga tingkat desa atau kelurahan, pihaknya yakin pengedar akan berfikir ulang sebelum menjalankan aksinya.
"Contohnya saja saat ini kita sudah sering mendapatkan laporan dari masyarakat maupun keluarga, kami jamin kerahasiaannya begitu juga dengan polisi juga menerima laporan yang sama," urainya.
Sumber: