Dinkes Jatim Gencarkan PSN 3M Plus

Dinkes Jatim Gencarkan PSN 3M Plus

Surabaya, Memorandum.co.id -Jumlah orang meninggal kasus demam berdarah (DBD) di Jawa Timur setiap bulan semakin bertambah. DBD masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Jawa Timur dengan jumlah penderita yang fluktuatif dan berpotensial menimbulkan kejadian luar biasa (KLB). Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur, hingga bulan Maret 2020 korban meninggal menjadi 20 orang atau bertambah 5 orang terhitung pada bulan Februari 2020 sebanyak 15 orang. Kepala Dinkes Jatim Herlin Ferliana menegaskan, hingga bulan Maret 2020 jumlah penderita kasus DBD di Jawa Timur mencapai 2016 orang. “Adapun jumlah penderita DBD terbanyak diantaranya daerah Kab Malang sebanyak 218 orang, Kab Pacitan 208 orang, Kab Trenggalek sekitar 166 orang, Kab Kediri 100 orang dan Kab Probolinggo sebesar 97 orang,” kata Herlin, Jumat (14/3). Herlin menjelaskan, DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus. Sedangkan jumlah penderita DBD tahun 2019 sebanyak 18.393 orang, dengan kematian sebanyak 185 orang. “Penderita terbanyak atau diurutan pertama di Kabupaten Ponorogo berkisar 1.721 orang, sedangkan penderita DBD di urutan terendah Kota Batu sebanyak 24 orang dan Kota Mojokerto 24 orang,” terang dia. Herlin mengaku, upaya yang sudah dilakukan Dinkes Jatim menyosialisasikan Penggiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3 M (menguras, menutup tempat penampungan air, menyingkirkan/memanfaatkan/mendaurulangbarangbekas) plus kepada masyarakat Jawa Timur. “Menghindari gigitan nyamuk misalnya dengan pemakaian lotion antinyamuk, penggunaan kelambu, memasang kawat kasa, ikanisasi pemakan jentik,” ujarnya. Selain itu,lanjutnya, dengan melaksanakan kegiatan gerakan satu rumah satu jumantik di semua wilayah. Penatalaksanaan kasus DBD yang di fasilitas pelayanan kesehatan, pemantauan kasus DBD di kabupaten/kota, dan pesiapan petugas, sarana dan prasarana logistik DBD di kabupaten/kota. “Kami imbau masyarakat melakukan PSN seminggu sekali secara rutin, bermutu, dan berkesinambungan. Segera merujuk pasien ke fasyankes (Puskesmas/RumahSakit), bila keadaan pasien tidak membaik (masih panas dan semakin lemas, red) dan meningkatkan PHBS di rumah tangga,” jelas dia. Herlin berpesan, fogging bukan langkah yang utama, namun langkah utama dalam mencegah dan memberantas DBD adalah dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yaitu dengan 3M plus. “Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa. Jika fogging dilakukan tidak disertai PSN akan percuma, karena jentik-jentik dalam air tidak mati, dan 2 hari kemudian sudah tumbuh lagi menjadi nyamuk dewasa. Justru fogging juga bisa membuat nyamuk menjadi kebal,” tuturnya. Sebelumnya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta masyarakat Jawa Timur melakukan antisipasi komprehensif atas ancaman virus Demam Berdarah Dengue (DBD) di tengah isu virus Corona yang merebak. Menurutnya, virus DBD tidak kalah pentingnya, karena hingga saat ini sudah ada lebih dari 16.000 kasus DBD secara nasional, dengan 100 lebih di antaranya meninggal dunia. “Jangan sampai masyarakat hanya terfokus pada isu corona. Sementara DBD yang juga sangat berbahaya malahan dianggap sepele,” ungkap Khofifah. Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita mengungkapkan memasuki 2020, jumlah penderita DBD di Surabaya turun drastis. Pada Januari ini jumlah penderita DBD hanya 2 orang, padahal pada 2019 ada 33 penderita. Pada Pebruari jumlah penderita ada 7 orang dan pada Februari 2019 mencapai 63 penderita. Untuk kematian, hingga sekarang belum ada. “Dibandingkan tahun lalu, sekarang ini memang turun drastis. Ini karena kami terus menggalakkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan melibatkan semua elemen. Termasuk warga. (why/udi/rif/day)

Sumber: