Takut Terdeteksi Suami, Berencana Pindah ke Luar Kota

Takut Terdeteksi Suami, Berencana Pindah ke Luar Kota

Yuli Setyo Budi, Surabaya Lama tidak menunjukkan batang hidungnya, mendadak Angga muncul di depan rumah. Tidak sendirian, melainkan dengan seorang teman. Orangnya berusia paruh baya dan berpenampilan keren. Begitu dibukakan pintu, Angga segera menyerobot masuk. Tanpa basa-basi dia menyeret Sulis masuk kamar dan mengancamnya dengan sebilah senjata tajam. Sulis dipaksa melayani teman yang dibawanya, yang sedari tadi berdiri di belakang Angga. Angga dan temannya lantas mengikat tubuh Sulis di atas tempat tidur. Mulut Sulis dibungkam dengan kaus kaki. Kemudian terjadilah sensor-sensor-sensor… Angga yang seharusnya melindungi Sulis sebagai istri malah membiarkan peristiwa durjana itu terjadi. Bahkan, seusai peristiwa tersebut, Angga dan temannya segera meninggalkan rumah dengan tergesa. Beberapa karyawan salon yang sedang bekerja sama sekali tidak tahu apa yang sedang terjadi. Sulis berhasil melepaskan diri dari ikatan dan membuka mulutnya yang dibungkam setengah jam setelah kejadian. Dia tidak ingin peristiwa memalukan ini diketahui orang banyak, apalagi karyawannya sendiri atau tetangga kiri-kanan. Sulis lantas melaporkan kejadian atas dirinya itu ke polisi dan berkonsultasi dengan seorang pengacara untuk mengajukan gugatan cerai terhadap Angga. “Demi keselamatan dirinya, Bu Sulis pindah tempat tinggal,” kata pengacara. Menurut pengacara Sulis, untuk sementara dia menutup usaha salon kecantikannya agar tidak bisa dilacak Angga. Untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, Sulis tinggal menggantungkan kebutuhan pada bisnis online-nya. Sulis berencana secepatnya pindah ke luar kota, tempat tinggal neneknya, begitu surat putusan cerai dari Angga dikeluarkan pengadilan. Sebab, dengan masih tinggal di Surabaya, dia khawatir keberadaannya masih bisa dideteksi Angga. Kecuali bila lelaki tersebut sudah ditangkap aparat dan dijebloskan ke penjara. Sulis mengaku tidak pernah membayangkan Angga berubah sikap drastis seperti sekarang. Sebab saat kali pertama dikenalnya, Angga adalah lelaki sopan. Dia baru saja ditinggal mati istrinya yang menderita kanker kelenjar getah bening. Istri Angga, sebut saja Anita, adalah pelanggan setia produk kosmetik yang dipasarkan Sulis. Anitalah yang memperkenalkan Sulis kepada Angga saat Sulis dating ke rumah Anita untuk mengantarkan barang. Tidak tampak tanda-tanda Angga sebagai lelaki hidung belang. Paling tidak, Sulis yang sudah cukup lama menekuni profesi sebagai wanita online tidak melihat tanda-tanda tersebut pada Angga. Hal itu pulalah yang mendorong Sulis menerima pinangan Angga untuk menjadi penerus ibu bagi anak semata wayangnya. “Sampai sekarang Bu Sulis bahkan belum percaya ketika Pak Angga ditangkap karena terlibat kasus mafia tanah.” Sulis meyakini suaminya tersebut hanya terjebak sistem. Soal Angga yang kini jadi pecandu, Sulis yakin hal itu terjadi akibat keputusasaan dia tentang masalah yang menjeratnya. Keputusasaan itu menyeretnya ikut-ikutan teman seselnya melampiaskan kegundahan dengan mengonsumsi sabu. Padahal, sebelumnya Angga yang dikenalnya tidak mengenal barang-barang terlarang seperti minuman keras, apalagi narkoba. (habis)  

Sumber: