Semakin Bertambah, Eksistensi Sampah Plastik Ancam Mangrove Pamurbaya

Semakin Bertambah, Eksistensi Sampah Plastik Ancam Mangrove Pamurbaya

Sampah plastik tersangkut di tanaman mangrove di pamurbaya.--

SURABAYA, MEMORANDUM - Keberadaan sampah plastik ternyata sangat berdampak terhadap ekosistem di pesisir pantai timur Surabaya (pamurbaya). Di sana, ratusan tanaman mangrove sebagai benteng pesisir terancam rusak akibat sampah plastik.

Wawan Some, pemerhati lingkungan sekaligus koordinator Komunitas Nol sampah mengatakan, semakin hari sampah yang terperangkap di pamurbaya terus bertambah. sampah-sampah tersebut menumpuk hingga menutupi anak dan akar mangrove.

sampah plastik dapat membunuh mangrove terutama anakan mangrove dan mangrove jenis soneratia yang akarnya akar napas,” kata Wawan Some, Kamis, 16 Mei 2024.

Belum ada angka pasti berapa jumlah sampah plastik yang berserakan di pesisir pamurbaya. Akan tetapi jika melihat komposisi sampah plastik yang masuk TPA Benow atau yang dibuang di Surabaya, totalnya 22 persen dari 1500-1700 ton.

BACA JUGA:Pemkot Surabaya Bakal Ganti Rugi Pemilik Lahan di Pamurbaya

Yang terbanyak adalah plastik sekali pakai. Di antaranya kresek, alat makan sekali pakai, popok, pembalut, plastik kemasan makanan-minuman, styrofoam, dan botol plastik.

Wawan lantas mendorong pemerintah kota untuk gencar melakukan pengurangan dan guna ulang supaya sampah plastik dapat ditekan.

“Surabaya sudah punya perwali kresek. Seharusnya ditambah juga plastik sekali pakai lain yang dilarang seperti alat makan sekali pakai dan styrofoam,” sarannya.

Saat ini, kata Wawan, resto dan kafe masih banyak yang menggunakan alat makan sekali pakai. Dia minta pemkot untuk tegas melarang. Sebab plastik sekali pakai juga dapat berbahaya bagi kesehatan.

BACA JUGA:Tanam 1.000 Mangrove, NasDem Surabaya: Ekosistem Pamurbaya Harus Terjaga

Di sisi lain, Wawan menyoroti bahwa sampah plastik di pamurbaya bukan hanya disumbang oleh Surabaya. Namun kota-kota lain di Jatim ikut andil menyumbangkan sampahnya. Termasuk Madura.

“Pemerintah kota tidak bisa sendiri, namun pemerintah provinsi juga harus turun tangan untuk menjaga kelestarian pamurbaya. Sebab, kewenangan pesisir ada di provinsi,” jelas dia.

Kemudian Wawan juga berharap penanaman mangrove dapat terus digalakkan. Hal ini supaya ketahanan pesisir dari ancaman abrasi dapat terus dipertahankan.

“Minggu depan ada rencana penanaman 20 ribu mangrove. Untuk menyelamatkan mangrove, saya kira pemkot perlu merestorasi tambak menjadi hutan mangrove,” pungkas Wawan.(bin)

Sumber: