umrah expo

Football for Humanity Bukan Hanya Slogan Kosong, tetapi Budaya Bersama

Football for Humanity Bukan Hanya Slogan Kosong, tetapi Budaya Bersama

Eko Yudiono, wartawan Memorandum.--

Catatan: Eko Yudiono, wartawan Memorandum

Gelora Bung Tomo (GBT), stadion kebanggaan warga Surabaya, kembali menjadi sorotan usai laga friendly match antara Persebaya melawan PSS Sleman pada 19 Juli 2025.

Bukan karena permainan apik kedua tim, melainkan karena insiden klasik yang terus berulang: flare menyala di tengah pertandingan.

Asap tebal yang mengepul dari flare bukan sekadar gangguan visual atau bentuk euforia semu.

Lebih dari itu, flare menimbulkan bahaya serius bagi kesehatan, baik bagi orang dewasa maupun anak-anak.

Kandungan kimia dalam flare dapat menyebabkan iritasi mata, gangguan pernapasan, hingga sesak napas apabila dihirup dalam jumlah berlebihan.

BACA JUGA:Persaingan Ketat Lini Depan Persebaya Musim 2025/2026, Siapa yang Akan Jadi Andalan Eduardo Perez?

Situasi ini jelas membahayakan kenyamanan dan keselamatan seluruh elemen yang hadir di stadion, mulai dari pemain, ofisial, hingga ribuan suporter yang datang untuk mendukung klub kesayangannya.

Padahal, Persebaya telah sejak lama menggagas kampanye GBT Zero Accident—sebuah gerakan yang bertujuan menjadikan pertandingan di Gelora Bung Tomo bebas dari insiden, baik di dalam maupun di luar lapangan.

Kampanye ini bukan hanya soal keamanan fisik, tapi juga tentang semangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dalam sepak bola. Football for humanity, begitulah spirit yang terus digaungkan.

Namun realitas di lapangan menunjukkan bahwa kesadaran sebagian suporter masih minim. Penyalaan flare bukan hanya melanggar regulasi pertandingan, tapi juga mencoreng citra klub dan mengancam keselamatan kolektif.

Dalam laga kontra PSS Sleman tersebut, flare yang masuk dan dinyalakan tak hanya satu atau dua, melainkan dalam jumlah yang cukup mencolok dan berulang kali terjadi selama pertandingan berlangsung.


Mini Kidi--

Pihak panitia pelaksana (panpel) pertandingan Persebaya sudah seharusnya memperketat pengawasan.

Sumber: