Kementerian Kebudayaan Gelar Kirana Viramantra di Yogyakarta, Melangitkan Doa untuk Pahlawan Lewat Cahaya
Pertunjukan Kirana Viramantra di Monumen Yogya Kembali, Yogyakarta, menghadirkan perpaduan seni tradisi dan teknologi digital untuk memperingati Hari Pahlawan 2025.-Eko Yudiono-
BACA JUGA:Tari Remo dan Buri Bandeng Meriahkan Semarak Budaya Sidoarjo, Reni Ajak Warga Lestarikan
Kepala Museum Monumen Yogya Kembali, Yudi Pranowo, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Kirana Viramantra. Ia menilai kegiatan ini berhasil melibatkan pelaku seni, komunitas kreatif, dan UMKM dalam satu wadah budaya.
“Selain menjalankan fungsi utamanya sebagai tempat pelestarian sejarah, museum juga dapat menjadi ruang bagi publik untuk berkegiatan. Dengan demikian, museum akan semakin dicintai dan melekat di hati masyarakat,” kata Yudi.
BACA JUGA:Hangatnya Semarak Budaya di Sidoarjo, Beri Beasiswa Hingga Aksi Reni Astuti Membatik Bersama Warga
Menurutnya, video mapping yang diselenggarakan di Monumen Yogya Kembali menjadi sarana komunikasi efektif di era digital. “Teknologi ini dekat dengan generasi muda, sehingga pesan-pesan tentang semangat dan nilai kepahlawanan dapat tersampaikan dengan cara yang lebih menarik dan relevan,” ujarnya.
Sinergi antara museum, seniman, dan komunitas kreatif menjadi kunci keberhasilan penyelenggaraan Kirana Viramantra. Semangat kolaboratif tersebut juga dirasakan oleh salah satu mitra seniman, Fayafla.
BACA JUGA:Rawat Warisan Budaya dan Sejarah, Mas Rio Mulai Revitalisasi Kawedanan Besuki
“Dengan adanya Kirana Viramantra yang diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan dan Monumen Yogya Kembali, kami sebagai seniman mendapat keleluasaan dalam mengutarakan isi pikiran kami untuk merespons situs sejarah dan budaya melalui karya seni instalasi cahaya. Semoga ke depan, dukungan seperti ini terus berlanjut agar pemajuan seni dan budaya dapat terwujud,” ucap Fayafla.
Selain pementasan utama, Kirana Viramantra juga menampilkan Light Art Installation, Video Mapping Show, serta karya dari sejumlah seniman dan komunitas seperti Fayafla, Paguyuban Geger Boyo, dan Roby Setiawan. Sebelumnya, lokakarya video mapping telah dilaksanakan pada 3–5 November 2025 oleh Lepaskendali Labs. Kegiatan tersebut diikuti oleh peserta dari berbagai latar belakang, mulai dari seniman, mahasiswa, hingga pelaku kreatif.
BACA JUGA:Helat Semarak Budaya 2025, DPR RI Reni Astuti Ajak Mahasiswa Unair Lestarikan Tutur dan Srawung
Keseluruhan program berpadu membentuk pengalaman artistik yang imersif dan bermakna di area fasad Monjali. Salah satu penonton, Anggie, menyampaikan kesan positifnya.
“Rangkaian acara Kirana Viramantra membuat kami, sebagai masyarakat umum, dapat melihat seni dari perspektif yang berbeda. Semua dikemas dengan apik dan tidak membosankan. Di era seperti sekarang, kami membutuhkan hiburan yang menarik namun sarat dengan nilai seni. Semoga acara seperti ini dapat diadakan setiap tahun,” tuturnya.
BACA JUGA:Bojonegoro Innovative Award 2025 Dorong Budaya Inovasi dan Kolaborasi Daerah
Melalui Kirana Viramantra, semangat kebudayaan dan nilai kepahlawanan dihadirkan kembali melalui bahasa seni dan teknologi, memperkuat makna peringatan Hari Pahlawan di era digital. (ono)
Sumber:



