Dulu Ramai di Pinggir Jalan, Kini Merana Dipindahkan ke Sentra Penjahit
Suasana sepi di sentra penjahit Jalan Bukit Barisan Petemon, Kecamatan Sawahan, Surabaya.-Anwar Hidayat-
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID – Para penjahit di sentra penjahit Jalan Bukit Barisan, Petemon, Kecamatan Sawahan, Surabaya, mengeluhkan kondisi sepi pembeli yang membuat penghasilan mereka tak menentu.
BACA JUGA:Penjahit Ilegal di Pinggir Jalan Bertahan di Tengah Ancaman Razia Satpol PP
Salah satu penjahit senior, Suhari (65), yang bekerja sejak 1978, mengungkapkan bahwa pendapatannya kini sangat bergantung pada pelanggan yang jarang datang.

--
“Kalau dulu di luar sana masih lumayan ramai, sehari bisa dapat Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu. Tapi di sini, kadang tiga hari nggak dapat apa-apa,” ujar Suhari.
Suhari awalnya mangkal di pinggir jalan. Namun, ia dan rekan-rekannya dipindahkan ke lokasi saat ini oleh Pemkot Surabaya melalui program Bu Risma (mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, red) meski tidak ada biaya sewa lapak, kondisi di sentra Bukit Barisan justru lebih sepi dibandingkan ketika mereka berjualan di luar.
“Di sini kita menempati lapaknya gratis, namun ya tetap saja kondisinya sepi jauh dari jalan raya, ditambah lagi dengan tempat pembuangan sampah," ujarnya.
BACA JUGA:Tahun Ajaran Baru, Penjahit Seragam Sekolah di Jember Banjir Orderan
Menurut Suhari, minimnya promosi dan lokasi sentra yang tersembunyi menjadi penyebab utama sepinya pembeli.
“Orang-orang enggak tahu kalau ada sentra penjahit di sini. Kalau dulu di luar, orang lewat langsung lihat kita lagi kerja. Sekarang kan masuk ke dalam begini, jarang yang tahu,” ungkapnya.
Selain itu, kondisi lingkungan juga kurang mendukung. Bau tidak sedap sering muncul akibat genangan air hujan dan sampah di sekitar lokasi.

Para penjahit mengerjakan pesanan pelanggan yang mulai sepi.-Anwar Hidayat-
“Kalau hujan begini baunya menyengat, orang jadi malas datang,” tambahnya.
BACA JUGA:SIG Peduli Berdayakan Puluhan Penjahit Sekitar Perusahaan
Meski demikian, Suhari tetap bertahan di lokasi tersebut karena tidak memiliki pilihan lain. Ia berharap ada perhatian dari Pemkot Surabaya untuk mempromosikan sentra penjahit ini agar lebih dikenal masyarakat.
“Kalau bisa ramai lagi seperti dulu, kita juga senang. Yang penting ada pelanggan,” tutupnya. (yat)
Sumber:



