Kisah Pendaki Gunung Riski Wahyu Efendi, dari Puncak Penanggungan ke Kebersamaan Rinjani

Kisah Pendaki Gunung Riski Wahyu Efendi, dari Puncak Penanggungan ke Kebersamaan Rinjani

Riski Wahyu Efendi.-Arif Alfiansyah-

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Bagi Riski Wahyu Efendi, pemuda 25 tahun yang tinggal di Jalan Pogot 8/36C, Surabaya, mendaki gunung bukan sekadar hobi pelepas penat, melainkan sebuah perjalanan penuh makna yang membentuk dirinya. Kecintaannya pada ketinggian dan alam terbuka bermula pada 2017.

BACA JUGA:Pahami ini Sebelum Mendaki! Peran Posisi dalam Kelompok Pendakian: Leader, Navigator, hingga Sweeper

Semua diawali dari ajakan seorang teman untuk menaklukkan Gunung Penanggungan. Pengalaman pertama itu langsung membekas di hatinya. 


Mini Kidi--

"Waktu itu tahun 2017, udah dapat view sunrise cantik banget yang bikin nagih untuk kembali mendaki," kenang Riski kepada memorandum.co.id. 

BACA JUGA:Jelajahi Keindahan Alam Jawa Timur: 5 Gunung Ini Cocok untuk Pendaki Pemula

Keindahan matahari terbit dari puncak Penanggungan menjadi candu yang membuatnya terus rindu untuk kembali merasakan sensasi serupa di gunung-gunung lainnya. Sejak saat itu hingga kini, Riski tetap aktif menjalani hobinya sebagai pendaki gunung.

Selama bertahun-tahun menjelajahi berbagai puncak, tentu banyak pengalaman yang telah ia lalui. Namun, ada satu momen pendakian yang paling berkesan dan spesial baginya, yaitu saat mendaki Gunung Rinjani di Lombok. Bukan hanya soal keindahan Rinjani yang terkenal, tetapi justru perjalanan dan pertemuan tak terduga yang membuatnya istimewa.

BACA JUGA:Menguak Keindahan Gunung Arjuno dari 3 Jalur Pendakian

"Di Gunung Rinjani, karena kita awal berangkat bertiga dari Surabaya," tutur Riski. 

Perjalanan dimulai dengan tim kecil, namun suasana berubah saat tiba di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. 

BACA JUGA:Panorama Keindahan Alam Bukit Cendono, Cocok Bagi Pendaki Pemula

"Setelah di Pelabuhan Tanjung Perak kita bertemu sama rombongan lain itu, ada yang asal dari Bogor dua orang, ada yang dari Batam dua orang, ada yang dari Samarinda dua orang," jelasnya.

Pertemuan tanpa rencana itu melahirkan sebuah inisiatif. "Akhirnya kita inisiatif untuk bergabung, akhirnya terbentuklah menjadi tim," lanjut Riski. 

Sumber: