Kisah Pendaki Gunung Riski Wahyu Efendi, dari Puncak Penanggungan ke Kebersamaan Rinjani

Kisah Pendaki Gunung Riski Wahyu Efendi, dari Puncak Penanggungan ke Kebersamaan Rinjani

Riski Wahyu Efendi.-Arif Alfiansyah-

BACA JUGA:Belajar dari Alam: Mengenal Diri Sendiri via Pendakian

Momen inilah yang paling membekas. "Yang paling berkesan itu perjalanannya waktu dari Surabaya ke Lombok, spesialnya kita bisa bertemu orang yang tidak dikenal awalnya sampai jadi tim," imbuhnya. 

Kebersamaan yang terjalin dari pertemuan spontan dengan orang-orang dari berbagai daerah itulah yang membuat pendakian Rinjani begitu spesial di hati Riski.

BACA JUGA:Tips Mendaki Gunung Aman dan Nyaman untuk Pendaki Pemula

Bagi Riski, esensi mendaki gunung jauh melampaui sekadar aktivitas fisik mencapai puncak. Menurutnya, ada makna mendalam yang bisa dipetik dari setiap pendakian. 

"Kita dapat tau sifat teman asli di gunung," ungkapnya. 

BACA JUGA:Menantang Adrenalin, Pendakian Gunung Semeru yang Penuh Tantangan

Selain itu, mendaki adalah caranya mencari ketenangan dengan menikmati keindahan alam yang disuguhkan, serta menikmati momen magis seperti matahari terbenam dan matahari terbit. Keterbatasan fasilitas modern seperti sinyal telepon pun dianggapnya membawa berkah tersendiri. 

"Obrolan depan tenda yang tidak ada sinyal membuat kita kembali ke masa dulu," katanya.

BACA JUGA:6 Rekomendasi Pendakian Gunung di Jawa Timur untuk Pendaki Pemula

Lebih jauh, Riski merasa mendaki gunung membantunya mengikis ego. "Bisa menghilangkan sifat ego pada diri sendiri," tuturnya. 

Tantangan di gunung menuntut kerja sama dan kepedulian. "Bisa saling support ketika melakukan pendakian," pungkasnya. (alf)

Sumber: