Gandeng MHI Luncurkan RPH, Kiat Sukses Dispertan Jombang Bangun Sektor Pertanian
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Moch Rony, (tengah) memberikan paparan saat agenda program RPH.--
JOMBANG, MEMORANDUM.CO.ID - Menggandeng kolaborator menjadi kunci sukses bagi Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Jombang untuk memajukan sektor agraria. Hasilnya, dengan mengusung Regu Pengendali Hama (RPH) bareng PT. Marga Harjaya Infrastruktur (MHI) berbuah apresiasi dari tim juri Environmental Social and Governance (ESG) award Astra Infra. Dan diajukan menjadi inovasi yang diajukan oleh PT. MHI saat penilaian ESG award pada 21 Agustus 2025.
Diketahui pengembangan RPH berawal dari terjadinya serangan hama tikus bertahun-tahun yang dialami petani Desa Carangrejo, Kesamben dan Desa Kendalsari, Sumobito. Dua desa yang terletak di jalur tol Jombang-Mojokerto.
BACA JUGA:Banjir Bikin Petani Gagal Panen, Dispertan Jombang Belum Bagikan Bantuan Bibit

Mini Kidi--
Berkat kerjasama Dinas Pertanian antara PT. MHI, petani, Poktan-Gapoktan mulai awal tahun 2023, akhirnya serangan hama tikus bisa dikendalikan. Petani kembali merasakan panen. Kegiatan pengendalian hama tersebut kemudian diteruskan oleh lembaga yang dibentuk di desa yaitu RPH. Kalau semula, petani di dua desa tersebut selalu mengkambinghitamkan pihak tol sebagai penyebab tikus merajalela, kini petani dan pengelola tol berdampingan menjadi tetangga yang baik.
“Kami sangat mengapresiasi keterbukaan PT. MHI kepada masyarakat terutama para petani untuk bersama-sama menyelesaikan masalah yang dihadapi yaitu serangan hama tikus. Dengan dengan kebersamaan baik para petani melalui kelembagaan RPH, pemerintah desa, TNI-Polri dan petugas pertanian baik PPL dan POPT akhirnya serangan hama tikus bisa dikendalikan. Kuncinya adalah Kolaborasi, “kata Moch Rony, Kepala Dinas Pertanian (Kadispertan) waktu mendampingi paparan Bayu Raditya tim leader PT. MHI saat penilaian ESG award yang diselenggarakan oleh Astra Infra.
BACA JUGA:Wujudkan Swasembada Pangan, Dispertan Jombang Gelar Workshop BTS
Saat penilaian, tim juri menyampaikan kegiatan RPH dalam mengendalikan hama tikus ini bisa menjadi model, karena manfaatnya yang besar dan pola kerja Kolaborasi yang melibatkan banyak pihak. Selain itu dengan ratusan hektar tanaman pertanian di dua desa yang berhasil diamankan dari serangan hama tikus juga memberikan dampak ekonomi yang besar bagi masyarakat.
Yang semula satu hektar tanaman padi hanya mendapatkan 1 ton bahkan tidak membawa hasil sama sekali, kini sudah bisa membawa panen mencapai tujuh ton bahkan lebih. “Ini bisa menjadi pola yang baik dan bisa dijadikan contoh secara nasional, “ terang Herry, salah satu juri ESG Award.
BACA JUGA:Pertanyakan Ketersediaan Pupuk Subsidi, Komisi B DPRD Jombang Hearing dengan Dispertan
“Konsisten, istiqomah, dan bagaimana para petani melalui RPH bisa menjadi perangkat early warning (peringatan dini) untuk mendeteksi dan melaporkan terjadinya serangan hama penyakit tanaman, “ kata Kadispertan.
Senada, M Abdul Aziz dari PT. MHI yang sejak awal ikut mendampingi RPH dalam mengendalikan hama tikus, menyampaikan akan tetap berkomitmen melanjutkan pembinaan petani melalui RPH sesuai dengan road map yang disusun bersama oleh Dinas Pertanian dan PT. MHI.
BACA JUGA:Musim Kemarau, Dinas Pertanian Jombang Ingatkan Serangan Wereng
Pengembangan RPH, tidak hanya menangani pengendalian hama tikus. Sebagaimana tertuang dalam buku panduan Menumbuhkan Kelembagaan RPH dalam rangka mengelola Dampak perubahan Iklim yang dicetak oleh Dinas Pertanian dengan dukungan PT. MHI, dijelaskan bahwa salah satu tugas RPH adalah menjadi pelopor Budidaya Tanaman Sehat (BTS).
Sumber:



