Siap Bangun Sekolah Rakyat Terpadu, Pemkab Gresik Studi Tiru di SRT 45 Kota Semarang
Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani saat mengunjungi ruang kelas siswa SD di SRT 45 Kota Semarang.--
GRESIK, MEMORANDUM.CO.ID - Pemerintah Kabupaten Gresik mematangkan pembangunan Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) yang akan berdiri di Desa Raci Tengah, Kecamatan Sidayu. Berbagai persiapan pun telah dilakukan, termasuk studi tiru ke SRT 45 Kota Semarang, Minggu 30 November 2025.
Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mengatakan, studi tiru itu dilakukan untuk mengetahui seluruh tantangan dalam menjalankan SRT. Termasuk dalam kehidupan sehari-hari siswa saat berada di lingkungan Sekolah Rakyat.
BACA JUGA:Pemkab Gresik Optimalkan Kanal CC 112, Bantuan Medis Tertinggi Sepanjang 2025

Mini Kidi--
Sebab, SRT juga akan diisi siswa di tingkat sekolah dasar, berbeda dengan SRMA 37 Gresik yang hanya menerima siswa di tingkat SMA.
Visitasi di SRT 45 Semarang diikuti Bupati Yani bersama jajaran OPD Pemkab Gresik, dan Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial RI, Robben Rico. Rombongan tersebut disambut langsung oleh Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminuddin.
BACA JUGA:Pemkab Gresik Akan Bebaskan 200 Meter Lahan untuk Pelebaran Jalan Menganti-Lakarsantri di 2026
Iswar Aminuddin menyampaikan, bahwa pembangunan sarana dan prasarana SRT 45 belum sepenuhnya rampung. Namun sistem pendidikan berasrama sudah berjalan efektif dengan dukungan berbagai pihak.
“Pemkot Semarang juga sedang menyiapkan pembangunan sekolah rakyat baru di Rongosari, wilayah perbatasan Semarang–Demak, seluas 6,5 hektare,” ujarnya.
Iswar menerangkan, SRT 45 Kota Semarang mengadopsi model boarding school. Saat ini terdapat 92 siswa yang menempuh pendidikan di sana, dengan seleksi penerimaan ketat berbasis karakter.
BACA JUGA:Teken MoU dengan BPS, Pemkab Gresik Serius Bentuk Kebijakan Berbasis Data
“Proses mencari siswa tidak mudah, tapi kami telah melewati tahapan itu. Harapannya, sekolah rakyat semakin dicintai masyarakat karena membawa misi luhur mencerdaskan bangsa dan memperbaiki peradaban,” imbuhnya.
Bupati Yani mengungkap, banyak hal yang didapat pihaknya mengenai implementasi pendidikan berbasis asrama bagi anak usia sekolah dasar. Hal itu jadi referensi penting untuk memahami tantangan pembinaan karakter anak sejak kelas 1 SD.
“Di usia itu tentu ada persoalan dasar seperti anak belum kerasan atau masih ngompol. Tapi dari pengalaman di sini, anak-anak bertahap bisa beradaptasi,” tuturnya.
Sumber:



