umrah expo

Dorong UNEJ Buka Pusat Pelatihan Desa Iklim Jember Jadi Sorotan Kemendes

Dorong UNEJ Buka Pusat Pelatihan Desa Iklim Jember Jadi Sorotan Kemendes

Wakil Rektor IV UNEJ menyerahkan cendera mata kepada Asmarhansyah.--

JEMBER, MEMORANDUM.CO.ID – Kemendes PDTT meminta Universitas Jember mengembangkan kajian dan pusat pelatihan desa berketahanan iklim guna memperkuat adaptasi masyarakat desa terhadap perubahan iklim pada kegiatan UNEJ Climate Change Conference di Auditorium, Senin 17 November 2025.

Permintaan tersebut disampaikan Direktur Jenderal PPDT Kemendes PDTT Samsul Widodo saat memberikan materi secara daring.


Mini Kidi--

Menurutnya, masyarakat perdesaan menjadi pihak pertama yang terdampak perubahan iklim.

Ia menyebut dampak yang muncul mulai gagal panen, bencana alam, hingga kerusakan sarana dan prasarana.

BACA JUGA:Dies Natalis ke-61 FH Unej Jember Hadirkan Wamen Setneg Bahas Implementasi Asta Cita Prabowo Subianto

“Indonesia yang terdiri dari sekian ribu pulau dan merupakan supermarket bencana harus bisa beradaptasi. Warga desa harus siap menghadapi perubahan iklim,” tegas Samsul Widodo.

Ia memaparkan kerugian akibat bencana alam di Indonesia yang mencapai Rp 31,55 triliun untuk kerugian ekonomi dan Rp 41,6 triliun untuk kerugian fisik dengan 4,1 juta orang terdampak.

BACA JUGA:Antusiasme Membludak, 930 Pasien Ikuti BKGN 2025 FKG-RSGMP Unej

Selain itu, ia menilai keberadaan pusat desa berketahanan iklim di perguruan tinggi seperti UNEJ sangat penting.

“Adanya kajian dan pusat desa berketahanan iklim akan memberikan penguatan kapasitas, pengembangan ketahanan, peningkatan kesadaran, pengembangan ekonomi lokal, hingga kerja sama internasional,” ujarnya.

Sementara itu, Asmarhansyah, Direktur Konservasi dan Pengembangan Lahan dan Air Pertanian Kementerian Pertanian, juga menyoroti ancaman perubahan iklim terhadap ketahanan pangan nasional.

BACA JUGA:Alumni Agribisnis dan Sosek Pertanian FAPERTA UNEJ Sepakat Bentuk Ikatan Keluarga Besar Lintas Angkatan

“Perubahan iklim diproyeksikan mengurangi panjang musim hujan 10-20 hari membuat musim tanam semakin pendek. Untuk menjaga swasembada salah satu solusinya adalah mengembangkan Kawasan Sentra Produksi Pangan dengan konsep Pertanian Cerdas Iklim,” jelasnya.

Menurutnya, mitigasi diperlukan termasuk dalam menghadapi tantangan pangan berkelanjutan.

Ia menambahkan konsep tersebut menjadi salah satu langkah dalam menjaga produksi pangan nasional.

BACA JUGA:Wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi, Civitas Akademika FT UNEJ Sukses Gelar Donor Darah Sukarela

Selain itu, Koordinator Kampus Vokasi UNEJ Satriyo Budi Utomo membahas mitigasi banjir kiriman di Jember melalui penggunaan teknologi sebagai sistem peringatan dini.

Kepala LP2M UNEJ Prof Yuli Witono menilai perubahan iklim menjadi tantangan terbesar dalam upaya mewujudkan swasembada pangan nasional.

“LP2M UNEJ telah menjadikan riset perubahan iklim dan usaha swasembada pangan sebagai riset utama. Apalagi pangan dan pertanian menjadi topik sentral dunia mengingat fungsinya sebagai sumber pangan, sumber pakan, dan sumber bahan bakar atau food feed and fuel,” ujar Prof Yuli Witono.

BACA JUGA:Kolaborasi UNEJ–Thailand Angkat Potensi Kopi Jember

UNEJ Climate Change Conference dibuka oleh Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan Kerja Sama dan Sistem Informasi.

Selain itu rangkaian Dies Natalis ke-61 UNEJ juga menampilkan pameran hasil riset dan pengabdian masyarakat pada 19 dan 20 November 2025. (edy)

Sumber:

Berita Terkait