Stunting Masih Jadi Persoalan Serius di Gresik, Wabup Alif: Semua Pihak Harus Bergerak
Wabup Gresik Asluchul Alif memberi sambutan di kegiatan Sosialisasi Aksi Konvergensi PPPS. -Achmad Willy Alva Reza-
GRESIK, MEMORANDUM.CO.ID - Kondisi stunting yang dialami anak-anak masih menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik.
BACA JUGA:Cargill Luncurkan Program Youth Speak Up, Berdayakan Remaja Putri di Gresik dalam Mencegah Stunting
Pemkab tengah menarget penurunan angka stunting di Kota Pudak hingga mencapai jumlah satu digit, atau di bawah 10 anak pada 2030.

Mini Kidi--
Target itu disampaikan Wakil Bupati Asluchul Alif dalam Sosialisasi Aksi Konvergensi Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting (PPPS) Kabupaten Gresik Tahun 2025, Senin 21 Juli 2025.
Ia menyebut bahwa pemkab melalui OPD terkait akan mempercepat penurunan angka stunting secara terpadu dan berkelanjutan. Itu dilakukan dengan upaya kolektif lintas sektor, mulai dari tingkat desa hingga kabupaten.
BACA JUGA:Cargill Perluas Laskar Pencegahan Stunting ke 3 Desa di Manyar Gresik
“Di tahun 2025, kita menargetkan penurunan angka stunting yang signifikan. Pada tahun 2030, kita upayakan, stunting di Gresik bisa ditekan hingga satu digit. Tetapi perlu sinergi semua elemen,” ujar Alif.
Selain menghambat pertumbuhan, stunting juga berdampak pada tumbuh kembang otak dan kecerdasan anak. Anak stunting berisiko untuk mengalami keterbelakangan mental dan penyakit kronis. Itulah kenapa upaya penanganan stunting terus digencarkan.
BACA JUGA:Kreatif, Warga Perumahan De Naila Village Gresik Gelar Lomba Makan Telur dan Susu Cegah Stunting
Berdasarkan data SSGI, prevalensi stunting nasional turun dari 21,5 persen (2023) ke 19,8 persen (2024). Sedangkan angka stunting Jatim juga menurun, ke angka 14,7 persen pada 2024.
Sementara Kabupaten Gresik turun tipis, dari 15,4 persen ke 15,2 persen. Hal itu dinilai menjadi alarm terkait perlunya memperkuat kolaborasi di segala sektor. Dari masyarakat bawah hingga pemangku kepentingan di atas.
Alif menyampaikan, saat ini Gresik menempati posisi ke-8 se-Jatim dalam penanganan stunting. Untuk menunjukkan keseriusannya, ia aktif turun dan mengikuti kegiatan mini lokakarya yang dilaksanakan di beberapa wilayah kecamatan.
BACA JUGA:Kontribusi Penanganan Stunting, Cargill Gresik Sebar 500 Paket Makanan Bergizi
“Saya turun langsung ke lapangan untuk memastikan bahwa intervensi dilakukan secara tepat. Pendekatan kita harus kolaboratif dan berbasis data,” tuturnya.
Pemkab Gresik memiliki sejumlah program unggulan untuk penanganan stunting. Seperti "Gresik Urus Stunting" yang diampu oleh Dinas Kesehatan, dan "Detak Keris" (Deteksi, Tanggulangi, Kurangi Keluarga Risiko Stunting), yang diampu Dinas KBPPPA.
Rencananya, kedua program tersebut akan diintegrasikan dalam waktu dekat. Agar proses monitoring dan evaluasi bisa dilakukan secara lebih efisien dan terarah.
BACA JUGA:Berdayakan Masyarakat Desa di Gresik, Cargill Inisiasi Pembentukan Laskar Cegah Stunting
Selain itu, terdapat juga pendekatan berbasis peran masyarakat melalui program Yanda Bunda. Yakni program Orang Tua Asuh bagi anak-anak yang mengalami stunting. Alif pun menegaskan pentingnya kerja sama seluruh pihak untuk menekan angka stunting di Gresik.
BACA JUGA:Gelontor 6.570 Paket Nutrisi, Kontribusi SIG Turunkan Stunting di Gresik
“Semua pihak konsen, semua pihak bergerak. Mulai dari perangkat desa, kader kesehatan, hingga OPD teknis. Kita tidak bisa bekerja sendiri-sendiri lagi,” tutup Alif. (rez)
Sumber:



