Tim PKM Dosen Unugiri Luncurkan Alat Deteksi Dini Kanker Serviks Berbasis Artificial Intelligence
Tim PKM Dosen Unugiri (ist)--
BACA JUGA:Ungguli PTN dan PTS se-Jatim, Unugiri Sabet Juara 1 Mahavation 2025
Sementara itu, Nur Mahmudah, anggota tim pelaksana, menekankan pentingnya literasi kesehatan digital di era modern. Ia menjelaskan bahwa inovasi seperti ini tidak hanya membantu dari sisi teknologi, tetapi juga menjadi sarana edukasi bagi perempuan agar lebih sadar akan kesehatan reproduksinya.
“Banyak perempuan yang sebenarnya ingin tahu kondisi kesehatannya, tapi terkendala rasa malu, stigma, atau jarak ke fasilitas kesehatan. Melalui platform ini, mereka bisa melakukan penilaian risiko secara mandiri, dengan privasi yang tetap terjaga,” ungkap Nur Mahmudah.
Nur menegaskan bahwa seluruh data pengguna dijaga kerahasiaannya dengan sistem keamanan digital yang sesuai standar. Data yang dimasukkan tidak akan disimpan secara publik dan hanya digunakan untuk kepentingan penilaian risiko.
“Kami ingin menciptakan lingkungan digital yang aman bagi pengguna, terutama perempuan di pedesaan yang mungkin baru pertama kali berinteraksi dengan sistem kesehatan daring,” tambahnya.
Peluncuran di Desa Campurejo tidak hanya berupa pengenalan alat, tetapi juga diisi dengan seminar kesehatan, demo penggunaan platform, serta sesi tanya jawab interaktif bersama peserta.
Acara ini mendapat sambutan hangat dari Pemerintah Desa Campurejo dan Puskesmas Bojonegoro, yang melihat kegiatan ini sebagai langkah positif dalam mendukung program nasional pencegahan kanker serviks.
Pemerintah desa berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan UNUGIRI dalam memperluas sosialisasi ke dusun-dusun lain, sehingga manfaat program ini dapat dirasakan lebih luas oleh masyarakat.
Dalam kegiatan tersebut, tim UNUGIRI juga menyampaikan pesan penting kepada seluruh perempuan Indonesia, khususnya mereka yang berusia 20 hingga 65 tahun.
“Kami sangat menyarankan agar setiap wanita, terutama yang belum pernah melakukan Pap smear atau vaksin HPV, segera mencoba penilaian risiko melalui platform ini,” kata Yogi.
BACA JUGA: 1.677 Mahasiswa Baru Ikuti PKKMB UNUGIRI Bojonegoro 2025
Tim menjelaskan bahwa hasil dari platform hanya berupa evaluasi risiko awal, bukan hasil diagnosis medis. Jika hasil menunjukkan risiko menengah atau tinggi, pengguna disarankan segera menghubungi fasilitas kesehatan terdekat dan menjalani pemeriksaan lanjutan sesuai anjuran dokter.
Pemeriksaan rutin setiap 3 hingga 5 tahun tetap dianjurkan untuk memastikan kondisi serviks tetap sehat.
Sumber:



