umrah expo

Kontraktor Lokal di Blok Cepu Berlatih dan Berbagi Pengalaman untuk Tingkatkan Daya Saing

Kontraktor Lokal di Blok Cepu Berlatih dan Berbagi Pengalaman untuk Tingkatkan Daya Saing

Pelatihan kontraktor lokal di Kabupaten Bojonegoro, Tuban, dan Blora. -Sutopo-

BOJONEGORO, MEMORANDUM.CO.ID - ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) kembali menggelar pelatihan bagi para kontraktor lokal di Kabupaten Bojonegoro, Tuban, dan Blora, Selasa 27 Mei 2025.

BACA JUGA:EMCL dan PIB Sosialisasikan Program Ayam Petelur untuk 65 Keluarga di Kecamatan Gayam 

Pelatihan yang ke-26 ini berfokus pada peningkatan kompetensi kontraktor dalam kepatuhan etika bisnis dan aspek pengadaan di industri hulu migas.


Mini Kidi-- 

Inisiatif ini menjadi bagian dari upaya EMCL untuk mendorong daya saing kontraktor lokal agar mampu berpartisipasi aktif dalam rantai pasok industri migas nasional.

BACA JUGA:EMCL Apresiasi Dukungan Nelayan pada Zona Aman FSO Gagak Rimang 

Sebanyak 72 peserta dari berbagai usaha penyedia barang dan jasa, mengikuti pelatihan yang berlangsung satu hari. SKK Migas Jabanusa dan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro turut hadir, menunjukkan dukungan terhadap kegiatan tersebut.

BACA JUGA:Bupati Bojonegoro Bersama EMCL Launching Program Gayatri untuk Warga Pra Sejahtera 

Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Bojonegoro, Amir Syahid menekankan pentingnya peran industri hulu migas dalam memberikan dampak langsung kepada masyarakat dan pengusaha lokal. "Pemerintah berharap industri hulu migas memberi dampak langsung kepada masyarakat, termasuk para pengusaha lokal," tegasnya.

BACA JUGA:Pj Bupati Bojonegoro Dampingi Kunjungan Menteri Lingkungan Hidup RI di EMCL dan Sumur Minyak Tradisional 

Namun dia juga mendorong agar pengusaha lokal terus mau belajar, bersabar, beradaptasi terhadap perubahan, menjunjung profesionalisme, serta memperkuat jejaring dan kolaborasi.

BACA JUGA:Dukung Ketahanan Pangan, Kapolsek Gayam Berikan Tanam Jagung di Lahan EMCL 

Amir menegaskan pentingnya sektor hulu migas sebagai penggerak ekonomi. Menurutnya, industri ini tidak hanya menopang pendapatan negara dan APBD Bojonegoro melalui Dana Bagi Hasil Migas, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi lokal.

BACA JUGA:Geliatkan Ekonomi Lokal, EMCL Gelar Pekan UMKM 2024 

Sementara itu, Tezhart Elvandiar, External Engagement & Socioeconomic Manager EMCL menjelaskan bahwa pelatihan ini dirancang untuk memastikan mitra lokal memiliki pemahaman kuat tentang etika bisnis, regulasi pengadaan, serta aspek teknis seperti perpajakan dan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).

"EMCL terus berkomitmen mendukung pertumbuhan industri lokal yang berkelanjutan melalui pelatihan, pendampingan, dan kolaborasi aktif dengan para pemangku kepentingan di daerah," tuturnya.

BACA JUGA:EMCL dan PGN Saka Deklarasi Zona Keselamatan dan Keamanan Navigasi di Tuban

Salah satu materi inti yang disampaikan adalah pengenalan sistem pengadaan elektronik terbaru EMCL, yakni SAP-Ariba. Platform ini diproyeksikan menjadi kanal utama dalam seluruh proses tender dan transaksi pengadaan di masa depan.

BACA JUGA:Hadir di Pekan Batik Daerah, Omset Perajin Batik Binaan EMCL Melonjak 

Selain itu, para peserta juga dibekali pemahaman mendalam tentang prosedur penagihan, aspek perpajakan, dan yang tidak kalah penting, tata cara perhitungan mandiri TKDN sesuai regulasi Kementerian ESDM. Pemberian preferensi harga bagi penyedia dengan nilai TKDN tinggi diharapkan menjadi insentif signifikan dalam persaingan.

Kegiatan ini juga selaras dengan komitmen SKK Migas dalam mendorong peningkatan kapasitas nasional, khususnya dibidang penyedia barang dan jasa lokal, sehingga diharapkan kualitas para penyedia barang dan jasa lokal dapat terus meningkat guna meminimalkan risiko sanksi akibat ketidaksesuaian dokumen dan atau perhitungan TKDN.

BACA JUGA:Tingkatkan Sosial Ekonomi Desa, EMCL bangun Infrastruktur 3 Desa di Bojonegoro 

Dalam semangat kolaborasi, SKK Migas senantiasa menggandeng KKKS untuk terus memperkuat peran serta penyedia lokal melalui peningkatan kapasitas dan pendampingan yang berkelanjutan, sehingga daya saing mereka dapat meningkat dan memberikan kontribusi optimal bagi industri hulu migas nasional.

Namun di sisi lain, kontraktor lokal masih punya tantangan persaingan. Salah seorang kontraktor lokal yang meminta namanya tidak disebutkan, mengakui adanya perbedaan kekuatan dalam persaingan dengan perusahaan besar.

BACA JUGA:EMCL Sinergi Energi Bareng Mahasiswa Undip Semarang 

"Vendor besar itu kuat di administrasi dan jaminan, kami harus berusaha keras untuk bersaing," keluhnya.

Pada praktiknya, kata dia, vendor besar yang sudah menang membutuhkan vendor lokal yang kecil. Sehingga seringkali vendor kecil menjadi sandaran.

BACA JUGA:Selaraskan Program Pengembangan Masyarakat, EMCL dan Pemkab Bojonegoro Gelar Diskusi 

Sebagai solusinya, dia mengusulkan agar kontrak besar bisa dipilah menjadi kontrak kecil. Meski kontrak kecil, dia juga menekankan pentingnya kompetisi. Artinya tetap dilelang antar sesama perusahaan kecil.

“Tentu semua itu tetap mengikuti aturan, baik aturan internal EMCL, SKK Migas maupun pemerintah,” tegasnya. (top)

Sumber: