Lumajang, Memorandum.co.id - Gunung Semeru merupakan salah satu gunung aktif di Indonesia. Data pemantauan, secara visual mulai awal Maret 2020 terjadi letusan terus menerus dengan menghasilkan kolom letusan dengan ketinggian maksimum 200 meter di atas puncak berwarna hitam kelabu.
Pada 3 Maret 2020 terjadi awan panas guguran dari ujung aliran lava kerah Besuk Kembar dan Besuk Bang sejauh 2.250 meter atau sekitar 3 kilometer dari puncak kawah.
“Namun sejak Minggu tanggal 8 Maret kemarin, aktivitas guguran masih terjadi namun dengan jarak luncur maksimum 700 meter kearah Besuk Kembar dan Besuk Kobokan dengan kejadian fluktuatif,” terang Liswanto, ketua pos pemantau dan pengamanan Gunung Semeru di Gunung Sawur, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Senin (9/3) siang.
Dijelaskan bahwa, kegempaan gunung Semeru masih tinggi yang didominasi jenis gempa letusan, guguran dan hembusan. Pada tanggal 5 maret kemarin, terjadi kenaikan jumlah gempa letusan, kemudian menurun pada hari berikutnya. “Gempa guguran meningkat pada pada akhir Februari dan guguran lava terekam pada tanggal 26 Februari,” jelasnya.
Potensi erupsi terus menerus masih ada dengan sebaran material erupsi berupa aliran lava. Hujan abu lebat dengan lontaran batu pijar disekitar kawa dengan radius 1 km dari pusat erupsi. Awan panas guguran sejauh 4 km. disekitar lereng Tenggara dan Selatan. Namun sampai saat ini, jarak luncur awan panas masih di bawah 4 km.
Penumpukan material erupsi di sekitar puncak lereng dan hulu Besuk Bang, Besuk Kembar dan Besuk Kobokan berpotensi menjadi aliran lahar jika terjadi curah hujan yang cukup besar.
“Jadi dapat kami simpulkan, berdasarakan hasil pengamatan visual dan instrumental serta potensi ancaman bahaya, Gunung Semeru hingga 8 Maret 2020 tingkat vulkanik dinilai masih tingkat level 2 atau waspada. Tidak terdeteksi adanya peningkatan ancaman potensi bahaya,” pungkasnya.
Sementara itu, Kabagops Polres Lumajang Kompol Yatno Mardi yang pagi itu datang ke pos pantau Gunung Semeru bersama awak media mengaku puas dengan penjelasan dari ketua pos pengamanan Gunung Semeru
“Kalau seperti ini kita kan puas karena mendengarkan sendiri keterangan dari pihak pemantau gunung semeru. Maka dapat kami simpulkan bahwa, kabar atau berita tentang Gunung Semeru akan meletus, semuanya tidak benar alias hoax,” ujar perwira berpangkat satu melati satu. (tri/fer/gus)