SURABAYA, MEMORANDUM - Pasangan petahana Eri Cahyadi-Armuji (Er-Ji) ternyata tidak hanya mendaftar sebagai pasangan calon (paslon) Pilkada Surabaya ke PDI Perjuangan saja, namun juga ke pelbagai partai politik (parpol) lainnya.
Menurut telaah pengamat politik dari Surabaya Survey Center (SSC) Ikhsan Rosidi, upaya tersebut merupakan faktor ketidakpastian Eri-Armuji akan diusung PDI-P. Sehingga Eri-Armuji membuka peluang sebesar mungkin agar tetap dapat berkontestasi pada pilkada mendatang.
BACA JUGA: Sungguh Terlalu! Dua Tahun Pria asal Cerme, Gresik Cabuli Dua Anak Tiri
“Faktor ketidakpastian rekomendasi inilah yang mendorong kandidat untuk memilih cara aman dengan mendaftar ke lebih dari satu parpol untuk menjadi kandidat kepala daerah. Termasuk upaya yang dilakukan oleh Er-Ji, tak lain adalah untuk menjaga kemungkinan mereka tetap beredar sebagai salah satu paslon yang akan bertanding di Pilwali Surabaya mendatang, karena faktor rekomendasi yang masih samar-samar,” terang Ikhsan, Jumat, 3 Mei 2024.
Ikhsan menjelaskan, sejauh ini dalam setiap perhelatan pilkada, faktor rekomendasi DPP partai kepada paslon yang akan maju adalah faktor yang paling unpredictable atau sulit ditebak. Bahkan sering kali mengejutkan.
Meski demikian menjadi faktor yang paling menentukan dalam proses pencalonan kandidat.
BACA JUGA:Ketua KPU Kabupaten Blitar: Anggota DPRD Terpilih Maju Pilkada Wajib Mundur
Berdasarkan fakta yang ada, Ikhsan menambahkan bahwa rekom partai tidak selalu diberikan kepada calon atau paslon yang populer dengan elektabilitas tinggi. Tak jarang justru sebaliknya.
“Contohnya dapat kita lihat pada proses jatuhnya rekomendasi pada Gibran Rakabuming Raka saat Pilkada Solo, Bobby Nasution pada Pilkada Medan, juga pada Eri Cahyadi sendiri pada Pilwali Surabaya 2020,” beber Ikhsan.
Menurutnya, terdapat banyak variabel pertimbangan bagi DPP partai dalam menjatuhkan pilihan calon yg direkom. Tak ayal, hal ini membuat paslon Er-Ji harap-harap cemas.
BACA JUGA:Gus Mudhlor Kembali Mangkir, KPK Tak Segan Menindak Pihak yang Menghalangi Proses Penyidikan
Meski demikian, kata Ikhsan, sepanjang DPP PDI-P belum memberikan sinyal pasti kepada siapa rekom akan diberikan, maka upaya yang dilakukan oleh Er-Ji sah-sah saja dalam konteks demokrasi. Tidak dapat dikatakan sebagai mencederai partai. Sebab Er-Ji tetap mendaftar ke PDI-P pada kesempataan pertama.
“Menurut hemat saya, justru upaya mendaftar kepada lebih dari satu partai ini menunjukkan proses demokrasi yang semakin sehat dan transparan. Publik nantinya langsung dapat menilai bahwa sebuah partai akhirnya mendukung paslon wali kota benar-benar atas pertimbangan objektif atau hanya pat gulipat, dan pertimbangan pragmatis semata,” tandas Ikhsan.
BACA JUGA:PDI-P Bukan Satu-satunya, Eri-Armuji Berencana Daftar Paslon Pilkada ke Parpol Lain
Disinggung soal kemungkinan PDI-P akan marah terhadap upaya Er-Ji mendaftar lebih dari satu partai, Ikhsan berpendapat bahwa sangat mungkin PDI-P merasa ada sedikit upaya fait accompli pada apa yang dilakukan oleh Er-Ji.