7. Depresi dan Kecemasan
Anak-anak yang mengalami broken home berisiko lebih tinggi mengalami depresi dan kecemasan. Mereka mungkin merasa putus asa, tidak berharga, dan takut akan masa depan.
8. Kesulitan Membangun Hubungan
Anak-anak yang mengalami broken home mungkin mengalami kesulitan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. Mereka mungkin merasa tidak percaya pada orang lain dan takut untuk terluka.
Penting bagi orang tua yang bercerai untuk menyadari dampak psikologis yang dapat ditimbulkan pada anak-anak mereka. Orang tua harus berusaha untuk membantu anak-anak mereka mengatasi kesedihan, kemarahan, dan kebingungan mereka.
BACA JUGA:Proses Perceraian Rahasia: Kajian atas Gugatan Perceraian yang Diajukan Secara Diam-Diam oleh Istri
Orang tua juga harus memberikan anak-anak mereka rasa aman dan stabilitas, serta membantu mereka untuk membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.
Tips
Berikut beberapa tips untuk membantu anak-anak yang mengalami broken home:
- Bicarakan dengan anak Anda tentang perasaan mereka. Biarkan mereka tahu bahwa Anda ada untuk mereka dan bahwa Anda peduli dengan mereka.
- Dengarkan anak Anda dengan penuh perhatian. Jangan menghakimi atau mengkritik mereka.
- Tetaplah positif dan fokus pada masa depan. Bantu anak Anda untuk melihat bahwa masih ada harapan untuk kebahagiaan di masa depan.
- Berikan anak Anda rasa aman dan stabilitas. Ciptakan rutinitas yang konsisten dan pastikan anak Anda memiliki tempat yang aman untuk pergi ketika mereka merasa sedih atau takut.
- Dukung anak Anda dalam membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. Bantu mereka untuk belajar bagaimana mempercayai orang lain dan bagaimana membangun persahabatan yang kuat.
- Cari bantuan profesional jika diperlukan. Jika anak Anda mengalami kesulitan untuk mengatasi dampak psikologis dari broken home, carilah bantuan dari terapis atau konselor.
Dengan bantuan dan dukungan yang tepat, anak-anak yang mengalami broken home dapat tumbuh menjadi individu yang sehat dan bahagia. (mg4)