Israel Lakukan Serangan Balasan ke Iran, Begini Respons Presiden Ebrahim Raisi

Jumat 19-04-2024,11:29 WIB
Editor : Muhammad Ridho

MEMORANDUM - Sejumlah media AS melaporkan, Israel telah melancarkan serangan balasan terhadap Iran, pada Jumat 18 April 2024 dini hari.

Kantor berita Iran, IRNA, melaporkan ledakan-ledakan terdengar di Natanz. Ledakan di fasilitas nuklir Iran ini seiring dengan rencana Israel yang mengatakan akan melakukan serangan balasan ke Iran. 

Selain ledakan di fasilitas nuklir di Natanz, dilaporkan juga terjadi tiga ledakan lainnya dalam waktu yang berdekatan.

BACA JUGA:Tugu Tirta Respon Cepat Perbaikan Kebocoran Pipa di Ranugrati

Dengan terjadinya ledakan di fasilitas nuklir Iran, pihak pemerintah Iran langsung mengosongkan wilayah udaranya dari penerbangan sipil dan penerbangan lainnya.

Adapun ledakan lainnya terjadi di daerah Bagdad atau Babel di Irak, Isfahan di Iran, dan Suwayda di Suriah

Pihak pertahanan Iran langsung mengaktifkan pertahanan anti serangan udaraanya seiring dengan suara serine pada saat itu.

Informasi dari pejabat Amerika mengatakan bahwa pihaknya mengkonfirmasi bahwa pesawat tempur Israel telah menyerang Iran. Serangan ini tentunya akan segera memicu Iran untuk kembali melakukan penyerangan ke Israel.

BACA JUGA:Demo di DPR RI, Massa Tolak Hasil Pemilu dan Tuntut Pemakzulan Jokowi

Bahkan menurut pejabat Iran mereka akan melakukan penyerangan dengan skala yang lebih besar jika Israel melakukan penyerangan.

 “Invasi sekecil apa pun yang dilakukan Israel akan menimbulkan respons yang besar dan keras dari kami,” tegas Ebrahim Raisi yang merupakan Presiden Iran.

“Jika Iran ingin melakukan serangan yang lebih besar, maka tidak ada yang tersisa dari rezim Zionis,” tambah Raisi

BACA JUGA:Gagalkan Perang Sarung, 12 Remaja Tunjungsekar Diperiksa

Serangan balasan Israel ke Iran ini sendiri telah dikhawatirkan oleh sejumlah pihak. Konflik Iran-Israel tidak hanya memperpanjang konflik yang sudah lama terjadi, melainkan juga menciptakan ketegangan yang dapat memengaruhi stabilitas regional, bahkan global. 

Dalam lanskap geopolitik saat ini, ketegangan antara kedua negara tersebut telah menjadi subyek yang memicu kekhawatiran akan kemungkinan terjadinya Perang Dunia III. (*)

Kategori :