SURABAYA, MEMORANDUM - Jumlah lansia terlantar atau yang dititipkan ke UPTD Griya Wreda milik Pemkot Surabaya terus bertambah. Kondisi ini tentu tak terlepas dari pihak keluarga yang enggan merawat orang tuanya di masa senja.
Fenomena ini lantas memantik Wakil Sekretaris MUI Jatim, Dr Lia Istifhama MEI, untuk bersuara. Pertama, dirinya mengapresiasi rencana Pemkot Surabaya yang akan menambah Griya Wreda untuk menampung lansia terlantar.
Menurutnya, upaya itu menjadi bentuk atensi pemkot untuk memberikan pelayanan sepenuh hati kepada seluruh lapisan masyarakat.
Kendati demikian, pihaknya melihat fenomena tersebut sebagai sebuah hal yang sangat disayangkan. Sebab, semestinya para lansia mendapat perhatian dari anak kandung maupun keluarga terdekat.
BACA JUGA:Tercatat 203 Lansia Ditampung Dinsos Surabaya, Didominasi Kasus Anak Telantarkan Orang Tua
"Penambahan gedung Griya Wreda patut diapresiasi. Namun yang menggelitik adalah alasan keluarga untuk menitipkan orang tua mereka di panti tersebut. Sedangkan kita harus menyadari bahwa kita ini tidak mungkin bisa tumbuh tanpa dampingan dan asuhan dari orang tua. Ketika kita kecil, maka merekalah yang merawat," tutur Lia Istifhama, Selasa, 26 Maret 2024.
Menurut Ning Lia, sapaan karib Lia Istifhama, seyogyanya balas kebaikan dan kemuliaan hati adalah dengan merawat tatkala orang tua membutuhkaan ketulusan anaknya untuk menjaga dan mendampingi.
"Birrul walidain atau bentuk penghormatan kita kepada orang tua adalah kebutuhan, bukan sebatas kewajiban, karena kita butuh ridha orang tua," tandasnya.
Ning Lia menambahkan, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis dari Abdullah bin Amr ra pernah berkata: “Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW. Bolehkah saya ikut perang? Beliau lalu bertanya: “Apakah kamu masih punya kedua orang tua?" Dia menjawab: “Ya”. Beliau bersabda: “Maka berperanglah (melawan syaiton) dalam (memperoleh ridha) kedua orang tuamu.
BACA JUGA:Lansia Hidup Sebatang Kara, Senyum Sumringah Terima Dokumen Adminduk Dari Bupati Hendy
"InsyaAllah menambah pahala bagi anak yang ingin merawat kedua orang tuanya. Jadi ladang pahala. Sebab ridha Allah SWT adalah ridha orang tua juga," kata aktivis perempuan ini.
Menurutnya, Islam secara tegas mengajak umat untuk membangun self reminder. Bahwa tindakan di usia muda akan memetik konsekuensinya di saat menua. "Hal inilah yang disebut investasi hidup kita. Jika kita melakukan kebajikan di usia muda, sebagai contoh merawat orang tua, insyaAllah anak-anak kita pun akan menaburkan cinta kepada kita di saat menua."
Berangkat dari fenomena ini, Ning Lia berharap bulan suci Ramadan dapat menyadarkan masyarakat atau keluarga yang semula ingin menitipkan orang tuanya ke Griya Wreda, lalu terketuk hati dan memilih merawat orang tua mereka.
"Biarkan orang tua bertemu dengan cucu dan cicitnya, karena mereka butuh kebahagiaan dan senyuman dari keluarga terdekat, maka hadiahkan hari-hari indah di sisa usia mereka," pungkas caleg terpilih DPD RI periode 2024-2029 ini.(bin)