PASURUAN, MEMORANDUM-Panitia Khusus (Pansus) DPRD Kabupaten Pasuruan tampaknya menseriusi persoalan yang berkaitan dengan Kopi Kapiten. Pada agenda pertama ini, dewan memanggil dua dinas yang dianggap terlibat langsung dalam penggunaan anggarannya.
Dua dinas tersebut adalah Dinas Pertanian dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Pasuruan. Dua dinas ini dianggap terlibat langsung dalam penggunaan anggaran Kopi Kapiten sebesar Rp 10 Miliar lebih, sejak tahun 2015 hingga 2023.
Pembahasan Pansus dengan dua dinas ini berlangsung cukup alot. Sekitar 2,5 jam pertemuan yang digelar malam hari itu digelar. Beberapa anggota Pansus yang berasal dari perwakilan fraksi di DPRD Kabupaten Pasuruan ini hampir semua mengajukan pertanyaan.
BACA JUGA:Polres Pasuruan Pantau Cafe dan Tempat Karaoke Lebihi Jam Malam
Menurut Ketua Pansus Kopi Kapiten, Najib Setiawan, pelaksanaan rapat ini dimaksudkan untuk mengetahui latar belakang dari Kopi Kapiten. Mengingat Kopi Kapiten sejak 2015 sampai 2023 mendapatkan anggaran sebesar Rp 10 Miliar.
BACA JUGA:Bruno Fernandes Bicara Soal Kartu Merah Amad Diallo: Peraturan Harus Diubah
"Kita ingin mengetahui latar belakan Kopi Kapiten hingga mendapatkan anggaran sangat besar. Dan kita juga akan kroscek dengan data yang kita dapatkan," kata Najib, politisi asal PKS itu, Senin (18/3) malam usai rapat Pansus tersebut.
Hal senada juga diungkapkan Kasiman dari Fraksi Gerindra. Kasiman mengatakan bahwa anggaran sebanyak Rp 10 miliar tersebut tidak langsung kepada petani, melainkan kepada lembaga swasta komunitas petani yang bernama Asosiasi Petani Kopi Indonesia (APEKI). Kasiman bahkan menegaskan jika Pemda Pasuruan bisa saja tertipu dengan Kopi Kapiten.
"Kenapa kopi ini dianggarkan lebih banyak dari produk lainnya. Apa perkara logo yang ada gambarnya mantan bupati?," koar Kasiman setengah bertanya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Lilik Widji Astuti mengatakan bahwa pihaknya tak hanya menganggarkan untuk para petani kopi, bahkan anggaran sebanyak Rp 10 miliar tersebut diberikan kepada 8 kecamatan yang memiliki potensi kopi.
Lilik juga menjelaskan ada sebanyak 163 kelompok tani di 8 kecamatan Kabupaten Pasuruan memiliki brand sendiri-sendiri. Namun tetap diatas brand kelompok tani tersebut. Diatasnya masih ada logo kopi kapiten.
"Kopi kapiten ini merupakan produk kopi asli dari Kabupaten Pasuruan. Kami juga memiliki 163 kelompok tani yang ada di Kabupaten Pasuruan," jelasnya singkat. (kd/mh)