MEMORANDUM - Di era digital yang serba cepat, kemudahan dalam terhubung terkadang dibarengi dengan kualitas komunikasi yang menurun. Salah satu fenomena yang menjadi perhatian adalah Dry Text, yaitu kebiasaan berkirim pesan singkat, dingin, dan minim emosi.
BACA JUGA:Mengenal Komunikasi Bayi, Arti di Balik Tangisan dan Ekspresi Bayi Baru Lahir
Ini memunculkan pertanyaan: apakah Dry Text perlahan-lahan "membunuh" komunikasi dan berdampak buruk pada interaksi manusia?
BACA JUGA:Membangun Relasi Sehat: Komunikasi Efektif dalam Keluarga Berlandaskan Islam
Dampak Tersembunyi Dry Text:
BACA JUGA:Menjalin Komunikasi Efektif, Kiat Membangun Hubungan Harmonis
Sekilas, Dry Text mungkin tampak tidak berbahaya. Namun, pada kenyataannya, kebiasaan ini dapat menimbulkan berbagai dampak negatif:
1. Kesalahpahaman dan Miskomunikasi: Kurangnya intonasi dan ekspresi dalam pesan teks bisa menyebabkan misinterpretasi maksud.
Hal ini bisa berujung pada kesalahpahaman dan konflik.
2. Penurunan Kualitas Hubungan dan Keintiman: Dry Text dapat menciptakan jarak emosional antar individu.
Kurangnya interaksi yang hangat dan personal dapat melemahkan hubungan dan menurunkan keintiman.
BACA JUGA:Strategi Komunikasi untuk Introvert, Ambivert, dan Ekstrovert dalam Hubungan Pribadi dan Profesional
3. Dampak Psikologis: Terbiasa dengan komunikasi yang dingin dan impersonal bisa menyebabkan perasaan terisolasi, kecemasan, dan bahkan depresi.
BACA JUGA:Improve Communication: Problem Solving sebagai Jembatan Menuju Komunikasi Efektif