JOMBANG, MEMORANDUM - Terkait relokasi yang akan dilakukan Pemkab Jombang terhadap warga yang terdampak tanah gerak di Dukuh Sumberlamong, Dusun Sambirejo, Kecamatan Wonosalam, mendapat dukungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
BACA JUGA:Pj Bupati Jombang Tinjau Lokasi Bencana Tanah Gerak di Wonosalam
Dukungan tersebut dilontarkan setelah BNPB mengunjungi lokasi tanah gerak di Dukuh Sumberlamong, Dusun Sambirejo. Dalam kunjungannya ke Jombang, BNPB terlebih dulu melakukan rapat koordinasi teknis rencana relokasi warga terdampak longsor.
BACA JUGA:Lestarikan Tradisi dan Budaya, KenDuren Wonosalam Ke-10 Digelar
Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat Kedeputian Penanganan Darurat BNPB, Agus Riyanto mengatakan, bahwa ia menyatankan langkah-langkah untuk relokasi perlu dilakukan untuk menangani warga terdampak.
BACA JUGA:Cegah Longsor dan Banjir, DLH Jombang Tanam Ribuan Pohon di Wonosalam
”Kami tentu sarankan relokasi. Tentu terhadap warga yang terdampak langsung maupun area-area yang belum terdampak,’’ katanya, Selasa, 12 Maret 2024.
Agus menegaskan, meminta Pemkab Jombang segera melakukan koordinasi dan langkah untuk menentukan relokasi warga terdampak. Karena penentuan lahan relokasi menjadi faktor utama yang harus segera ditentukan.
”Ketersediaan lahan menjadi faktor penentu langkah relokasi,’’ tegasnya.
Agus menandaskan, yang jelas dari BNPB siap mendukung langkah relokasi. BNPB juga siap memberikan program stimulan bantuan rumah bagi warga terdampak bencana.
”Jadi program stimulan itu luasandan besaran rumah sudah ditentukan,’’ tukasnya.
Sementara itu, Pj Bupati Jombang Sugiat menerangkan, yang rusak akibat tanah gerak total sebanyak 12 rumah. Selebihnya ada 64 kepala keluarga (KK) terdampak akibat tanah gerak.
”Rencana relokasi terus kita matangkan, saat ini masih kita koordinasikan,’’ terangnnya.
Sugiat memaparkan, dari hasil koordinasi terakhir, Perhutani siap untuk menyerahkan asetnya menjadi lahan relokasi. Demikian juga Pemdes Sambirejo Wonosalam juga bersedia menggunakan tanah kas desa untuk tempat relokasi.
”Kemarin Perhutani menawarkan. Tapi prosesnya agak lama karena harus tukar guling dan lain sebagainya. Sampai sekarang masih kita kaji terus,’’ pungkasnya. (*)