Stigma menikah di usia 25 tahun menjadi tidak relevan karena:
1. Perempuan memiliki pilihan hidup yang lebih beragam: Perempuan tidak lagi terikat pada peran domestik dan memiliki hak untuk memilih fokus hidup mereka.
2. Kesuksesan tidak diukur dari pernikahan: Pencapaian perempuan tidak hanya diukur dari status pernikahan, tetapi juga pendidikan, karir, dan kontribusi di berbagai bidang.
3. Usia ideal menikah berbeda bagi setiap orang: Kesiapan mental dan finansial untuk menikah berbeda bagi setiap individu. Tidak ada batasan usia ideal untuk menikah.
BACA JUGA:Erina Gudono Bongkar Perubahan Kaesang Usai Menikah, Rajin Latihan Pidato Tiap Hari
Pentingnya Menghilangkan Stigma:
Masyarakat perlu menghilangkan stigma menikah di usia 25 tahun untuk mendukung perempuan dalam menjalani hidup sesuai pilihan mereka.
BACA JUGA:Bahasa Gaul Membunuh Bahasa Indonesia Baku? Mitos atau Fakta?
Hal ini dapat dilakukan dengan:
1. Meningkatkan edukasi tentang kesetaraan gender: Memahami bahwa perempuan memiliki hak untuk memilih kapan menikah dan fokus pada hidup mereka.
2. Mengubah pola pikir masyarakat: Menghilangkan stereotip dan penilaian terhadap perempuan yang belum menikah di usia 25 tahun.
3. Mendukung perempuan dalam mengejar mimpi mereka: Memberikan ruang bagi perempuan untuk berkembang di berbagai bidang tanpa terbebani stigma pernikahan. (*)