SURABAYA, MEMORANDUM-Anggota Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya berhasil membekuk tiga perampok di tempat koperasi simpan pinjam (KSP) di Jalan Kapas Krampung.
Identitas ketiga terduga pelaku bernama Oni, otak dari perampokan warga Jalan Kapasari Pedukuhan, Usman warga Jalan Bendul Merisi, dan AP, berdomisili di Jalan Kapasari Pedukuhan.
Kabar penangkapan komplotan perampok itu, dibenarkan oleh Aisyah, salah satu karyawan yang menjadi korban perampokan asal Bulak Cumpat.
BACA JUGA:Dua Pemuda Tembok Dukuh Rampas Kalung Emas Milik Emak-Emak
"Iya Pak ketiga terduga pelaku sudah ditangkap polisi. Saya tahunya setelah dipanggil dan diperiksa polisi pada pada Kamis (8/2)," kata Aisyah saat ditemui Memorandum di tempat kerjanya, Minggu (11/2).
BACA JUGA:Polrestabes Surabaya Gelar Bakti Kesehatan dan Bakti Sosial di Masjid Cheng Hoo
Aisyah mengungkapkan, polisi awalnya membekuk di rumahnya di Kapasari Pedukuhan. Kemudian mengembang ke pelaku lain yang masih tetangga Oni. Terakhir ditangkap Usman diringkus diringkus Bendul Merisi.
"Yang saya dengar saat pelaku diperiksa di kantor polisi, otak perampokannya adalah Oni, warga Kapasari Pedukuhan," ungkap Aisyah.
Aisyah menjelaskan, ketiga pelaku beraksi naik mobil APV Luxuri rental yang pelat nomor aslinya sudah diganti ke kantor pegadaian pada Rabu (7/2) sekitar pukul 21.00. "Kebetulan saya sama teman (Farah) yang menjaga," beber Aisyah.
Awalnya, mereka berpura-pura menjadi pengunjung. Tak lama kemudian seorang pelaku menodongkan pisau dapur kepadanya yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
Tidak hanya itu, seorang pelaku membenturkan kepala Aisyah ke dinding dan diseret ke belakang kantor. Melihat dia diseret, Farah berusaha membantunya. Tapi, dua pelaku lainnya menodongkan pisau pada leher Farah dan pelaku lainnya menjambak menyeret rambut dan memukulkan kepala korban ke dinding kantor.
Melihat kedua karyawan tidak berdaya, kompolotan perampok itu langsung mencuri dua HP dan satu laptop. Selanjutnya, seorang terduga pelaku meninggalkan pisau dan sandal.
"Beruntung pelaku tidak mengambil uang puluhan juta di laci meja. Setelah berhasil mereka langsung meninggalkan kabur ke arah Stadion Gelora 10 November. Sedangkan pisau dan sandal pelaku tertinggal di kantor," terang Aisyah.
Selanjutnya, kedua korban juga menghubungi bosnya bernama Indra dan langsung melapor ke Polrestabes Surabaya. Kemudian polisi datang olah TKP dan sidik jari para pelaku banyak yang menempel di mana-mana, seperti di meja dan dinding kantor.
Di kantornya tidak terpasang CCTV, hanya saja para terduga pelaku aksinya terekam CCTV di toko sebelah pegadaian. "Besoknya, saya dipanggil polisi dan ketiga pelaku sudah ditangkap. Dan barang-barang hasil curian belum sempat dijual," jelas dia.