Catatan: Eko Yudiono, wartawan Memorandum
Timnas Indonesia hanya bisa pasrah ketika Muhsen Al-Ghassani dari Oman sudah mencetak gol di menit ke-8 ketika bertemu dengan Kirgizstan di laga terakhir Grup F Piala Asia 2023.
Ya, nasib skuad Garuda memang ditentukan oleh laga yang digelar di Stadion Abdullah bin Khalifa itu. Hasil imbang antara Oman lawan Kirgizstan sudah cukup meloloskan Indonesia ke fase gugur.
BACA JUGA:Indahnya Persahabatan Eks Pelatih Persebaya yang Kini Menukangi Persita Divaldo Alves dan Maliki
Tapi, ketika di menit ke-8 Kirgizstan sudah kebobolan, Indonesia sport jantung. Namun di menit ke-80, Joel Kojo membobol gawang Oman. Asa Indonesia kembali melambung.
BACA JUGA:Hamin Gimbal Jadi Bintang Tamu Podcast Memorandum TV: Mencintai Persebaya dengan Hati
Artinya, untuk sementara Indonesia lolos ke babak 16 besar sebab, pertandingan masih tersisa 10 menit plus injury time. Begitu peluit panjang wasit tanda berakhirnya pertandingan berbunyi, tangispun pecah.
BACA JUGA:Utak-atik Poin Persebaya di Laga Sisa, Salah Taktik dan Strategi Bisa Tergelincir
Tidak hanya penggawa Timnas yang menonton bersama langsung di hotel, namun segenap rakyat Indonesia yang memantau skor minute by minute.
BACA JUGA:Yusup Ekodono: Harus Ada Pemain yang Bisa Ngemong di Persebaya
Sejarah akhirnya tercipta. Di bawah asuhan Shin Tae-yong, Indonesia untuk pertama kalinya lolos ke babak 16 besar Piala Asia. Sejak ikut serta pada 1996, 2000, 2004 dan 2007 Indonesia hanya bermain di fase grup. Wow!
Meski lolos karena bergantung tim lain, namun apresiasi setinggi-tingginya layak dialamatkan kepada pelatih 53 tahun ini. Dia telah meletakkan pondasi yang tepat dengan gaya bermain atraktif sepanjang penyisihan fase grup.
Walau hanya mengemas satu menang dan dua kalah, tapi itu sudah cukup bagi Indonesia untuk melangkah untuk kali pertama ke fase selanjutnya.
Tapi tentu saja perjuangan Indonesia tidak akan lebih mudah. Apalagi, lawan di babak 16 besar adalah Australia. Tim dari Benua Australia yang menjadi anggota AFC sejak 2006 itu adalah lawan kuat.
Meski dibilang Australia cukup superior jika dibanding dengan negara-negara ASEAN, namun sepakbola bukan matematika. Itu sudah dibuktikan oleh Malaysia yang menahan imbang 3-3 Korea Selatan yang merupakan langganan Piala Dunia.