SURABAYA, MEMORANDUM- Kematian siswa SMAN di Surabaya Selatan yang mengakhiri hidup membuat orangtuanya shock. Anak pertama dari tiga bersaudara itu dikenal pendiam dan tidak neko-neko di kampungnya.
Saat Memorandum bertandang ke rumahnya di kawasan Wiyung terlihat sudah berdiri tenda di depan rumah duka.
Tampak juga kiriman dari teman-teman orangtua yang bersangkutan, beberapa karangan bunga duka cita berjajar di sekitar rumahnya. Di tenda itu juga banyak pelayat yang datang bertakziah.
BACA JUGA:Sepanjang 2023, Ada 23 Peristiwa Bunuh Diri di Tulungagung
Terlihat juga Widi, ayah yang bersangkutan sedang berbincang-bincang dengan temannya. Kesedihan terlihat jelas di wajahnya dan tanpa bisa berkata apa-apa saat menyambut kedatangan Memorandum.
BACA JUGA:Soal Aksi Bunuh Diri di Gedung Filkom UB, Ini Kata Polisi
"Maaf Mas, untuk saat saat ini saya dan keluarga masih syok sehingga tidak ingin berkomentar kepada media," ucap Widi dengan mulut terbata-bata.
Sementara itu, Kurniawan, satpam setempat mengatakan, bahwa ia sempat kaget ternyata berita tentang seorang pria gang tewas gantung diri di gudang kosong kawasan Kebraon adalah warganya.
Kurniawan baru mengetahui setelah adanya laporan kehilangan korban oleh pihak keluarga ke Mapolsek Karangpilang. Karena identitasnya tidak ada kemudian polisi mengecek sidik jari menggunakan alat Mobile Automated Multi- Biometric Identification System (MAMBIS). Hasilnya, muncul nama, foto korban beralamat di di kawasan Wiyung.
"Awalnya tidak tahu kalau warga sini. Tahu setelah dicek sidik jari jenazah oleh polisi menggunakan ternyata muncul nama korban. Kemudian mengecek ke alamat itu dan benar memang warga sini," kata Kurniawan saat ditemui sedang jaga di pos.
Lebih lanjut kata Wawan_sapaan Kurniawan, bahwa dalam kesehariannya berangkat maupun pulang sekolah, AD selalu naik sepeda angin.
"Anaknya jarang menyapa ke satpam. Kalau mondar-mandir lewat pos satpam selalu pakai sepeda dan selalu memakai masker, jadi saya tidak begitu mengenalnya," ujar Wawan.
Sepengetahuan Wawan, yang bersangkutan dikenal anak yang pendiam. Bahkan, dari informasi yang didapatkan dari anak-anak Karang Taruna RT 5, sosoknya merupakan anak yang pendiam. "Anak-anak karang taruna mengakui bahwa anaknya memang pendiam," ungkap Wawan.
Wawan menambahkan, sebelum ditemukan tewas gantung diri, orang tunya sempat menunggu kedatangannya dikarenakan sudah dua hari menghilang. Hingga akhirnya mendapatkan kabar dari pihak kepolisian bila ia sudah meregang nyawa dengan cara gantung diri di gudang kosong di lantai dua Kebraon Gang II, Kamis (11/1).
Jenazahnya sudah dimakamkan keluarganya di tempat permakaman umum (TPU) setempat Jumat (12/1) sekitar pukul 10.00. (rio/rid)