Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Malang Produksi Batik Tulis

Kamis 21-12-2023,19:59 WIB
Reporter : Biro Malang Raya
Editor : Agus Supriyadi

MALANG, MEMORANDUM - Satu lagi inovasi dan kreasi yang dihadirkan Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Malang, Kantor wilayah Kemenkumham Jawa Timur. Terbaru, adalah tentang karya membatik dari Warga Binaan (WBP) Lapas, berupa Batik Tulis Lowokwaru.

Kepala Lapas Lowokwaru Kota Malang, Ketut Akbar Herry Achjar menjelaskan, ada puluhan warga binaan yang dididik untuk mempunyai keahlian membatik. Berupa batik tulis premium, dengan pasar remaja hingga dewasa.

"Terbaru adalah karya membatik. Secara personil sudah lengkap. Mulai pelukisan maupun desain tema. Kemudian, bagian nge mall lukisan, mencanting hingga bagian pewarnaan. SDM nya lengkap. Batik itu, peninggalan para leluhur," terang Kalapas, Akbar saat ditemui, Kamis 21 Desember 2023.

Kalapas mengaku, para SDM yang mendapat pelatihan hingga yang membuat batik, tentunya, sudah melalui screening dan accement. Karena itu, dengan pilihan dan kriteria tertentu. Dan hasilnyapun, menjadi premium dan eksklusif.

BACA JUGA:7 Lapas Jawa Timur Terima Pelimpahan 23 Narapidana Terorisme

Para perajin batik itu, tidak semuanya memiliki ketrampilan dasar membatik. Karena itu, diberikan pelatihan yang awalnya dari nol. Batik tulis yang diproduksi, bermotif Malangan. Mulai motif kembang hingga motif topeng dan lainya.

"Nantinya, pasti dipatenkan. Mulai motif hingga merknya. Hal itu supaya tidak sampai diduplikasi, menjadi cetaka misalnya. Karena ini produk premium. Kisaran harga mulai Rp 700 ribu hingga 1 juta. Bahkan bisa pesan, termasuk bisa sampai menjadi baju sekalipun," lanjut Kalapas.

Semua itu, lanjut Kalapas, adalah sebagai modal ketrampilan. Jika nantinya sudah bebas dan kembali ke masyarakat. Selain itu, mengikis stigma negatif masyarakat tentang lapas.

"Di lapas itu, tidak hitam. Bukan sampah. Di Lapas itu, pelangi. Bermacam macam ketrampilan diajari dan praktek. Mulai karya beragam ketrampilan, hingga seni musik dan lainya," pungkas Kalapas.

Sementara itu, salah satu perajin Batik, Amri menjelaskan, ia mengetahui cara membatik saat ada pelatihan di Lapas.

"Awalnya, ikut teman teman untuk dapat pelantihan membatik. Ya saat ini, sudah sata praktikan, pada bahkan memarna motif kain batik," katanya.

Ia mengaku senang dengan keterampilan yang diperoleh. Nantinya, akan terus dikembangkan untuk memberikan kemanfaatan. (edr)

Kategori :