SURABAYA, MEMORANDUM - Dalam rangka meningkatkan kemampuan para anggotanya, Satpol PP Kota Surabaya menggelar Pelatihan Komunikasi dan Safeguarding dalam rangka Perlindungan dan Pemenuhan Hak Anak.
Pelatihan yang turut menggandeng Aliansi Peduli Hak Anak Surabaya tersebut, dilaksanakan Kamis (14/12), di Gedung Siola Lantai 4 Surabaya. Pelatihan ini diikuti oleh 100 anggota Satpol PP Kota Surabaya.
Pelatihan ini diberikan, guna anggota Satpol PP memahami bagaimana penanganan yang tepat saat menjaring anak-anak.
"Seperti apa yang dipaparkan pemateri, agar para anggota kami dapat mengetahui langkah apa saja yang harus mereka lakukan saat menangani anak," kata Linda Novanti, selaku Sekretaris Satpol PP Surabaya, Jumat 15 Desember 2023.
Tak hanya itu, Linda juga mengatakan pelatihan tersebut merupakan kegiatan positif, sehingga dapat mengubah stigma masyarakat terhadap Satpol PP.
BACA JUGA:Penganiaya Satpol PP Surabaya Serahkan Diri, Ditetapkan Tersangka Hanya Wajib Lapor
"Dengan ini dapat mengubah wajah Satpol PP dari yang dianggap menakutkan menjadi lebih humanis dan dapat menjadi orang tua asuh anak-anak ini," tambah Linda.
Untuk diketahui, pelatihan ini diadakan juga berkaitan dengan tugas Satpol PP yang berperan sebagai orang tua asuh bagi anak-anak yang terjaring oleh petugas. Anak-anak yang terjaring tersebut berasal dari berbagai permasalah yang berbeda-beda. Mulai dari korban bullying, kekerasan seksual, bahkan disebabkan karena perpisahan kedua orang tua mereka.
Pada pelatihan tersebut, terdapat lima pembicara dari berbagai lini. Pelatihan tersebut terbagi menjadi lima sesi, yang juga terdapat lima pemateri didalamnya.
Sebagai pembuka, Cicik Sri Rejeki dari Gugah Nurani Indonesia membuka sesi pertama dari pelatihan tersebut. Materi yang disampaikan Cicik terkait Konvensi Hak Anak (KHA), serta bagaimana implikasi pada tugas petugas Satpol PP.
Pada materinya, Cicik menjelaskan bagaimana cara yang tepat, dalam memahami kondisi kerentanan anak-anak saat terjaring petugas. "Perlu dilakukan komunikasi dua arah. Antara petugas dan anak yang terjaring", kata Cicik.
Materi kedua disampaikan Asteria Ratnawati selaku Psikolog terkait bagaimana mengetahui emosi anak, penerapan disiplin anak serta bagaimana jika menangani anak berkebutuhan khusus (ABK).
BACA JUGA:Penyerangan Anggota Satpol PP Surabaya, Kasatreskrim: Insyallah Segera Kami Ungkap
Selanjutnya meteri ketiga, yakni Pengurus Lembaga Perlindungan Anak Jatim, Isa Ansori menjelaskan terkait Strategi serta Transaksi Komunikasi pada Satpol PP. Materi keempat, disampaikan Aan Haryo selaku praktisi media, menjelaskan bagaimana dan bedanya media mainstream dan media sosial. Tak hanya itu, Aan juga menjelaskan terkait bagaimana kita bersikap bijak dalam bermedia.
Untuk materi terakhir, disampaikan oleh Satrio Dwi Rahargo, selaku Spesialis Anak dari Wahana Visi Indonesia. Pada pemaparannya, Satrio mengatakan terkait peral Satpol PP dalam kebijakan safeguarding.
Lindah menambahkan akan adakan pelatihan rutin guna menambah pengetahuan anggotanya. "Saya sudah koordinasikan, untuk tahun depan akan rutin mengadakan pelatihan bertema," jelas Linda.
Sementara itu, Fanisa Putri Pratiwi, selaku anggota Satpol PP mengaku pelatihan seperti ini sangat berguna bagi para anggota Satpol PP untuk diterapkan saat menjalankan tugas di lapangan.
"Saya merasa teredukasi dengan acara ini, karena ilmu yang dibawakan oleh narasumber saling berkolerasi dan berguna untuk kita dalam menjalankan tugas kami," kata Fanisa. (*).