Sejuta Kisah Rumah Tangga : Nasib Baik Lelaki di Titik Nadir Asanya (1)

Sabtu 09-12-2023,08:00 WIB
Reporter : Jos
Editor : Agus Supriyadi

Di-PHK secara Sepihak karena Stroke

Wajahnya sangat kusut. Lelaki yang duduk di warung tidak jauh dari Pengadilan Agama (PA) Surabaya, Jalan Ketintang Madya, itu tidak bisa menyembunyikn kegelisahannya.

Satu pak rokok yang tinggal sebatang tergeletak di meja. Berdampingan dengan secangkir kopi yang sudah nyaris tandas. Sesekali lelaki tersebu, sebut saja Ahmad, menarik napas panjang.

“Nunggu teman?” tanya Memorandum yang baru tiba di warung milik pemuda bernama Tono itu. Ia hanya tersenyum. Berat. Bahkan terkesan dipaksakan. Ia menggeser duduknya dan mempersilakan Memorandum duduk.

Ahmad mengaku tadinya hendak ke PA, tapi diurungkan. “Lho, mengapa?” tanya Memorandum. Mendengar nada bicaranya, tampak sekali bahwa Ahmad sedang bingung. Galau. Tidak tahu apa yang harus dilakukan.

“Bingung,” kata Ahmad. Singkat.

“Kenapa?” Ahmad hanya memandang Memorandum, lalu menunduk. Menghayati sedotan terakhir batang rokoknya.

Dia menggeleng dan menarik napas panjang.

Sepi.

Senyap.

“Kami jatuh miskin,” katanya.

Sepi lagi.

Senyap lagi.

“Sembilan bulan yang lalu aku sakit. Stroke. Pendarahan di batang otak. Kini aku cacat,” tutur Ahmad. Bicaranya kurang jelas, tapi masih bisa dimengerti lawan bicara.

“Semua terlihat normal begitu lho,” sanggah Memorandum.

“Aku tidak bisa berjalan tegak. Agak dingklang. Memori otakku tidak seperti dulu. Terbatas.” Ahmad lantas berdiri dan memeragakan cara jalannnya. Agak terseok, memang. Bahunya juga tampak agak miring ke kanan.

Lelaki yang baru berusia 45 itu mengaku di-PHK secara sepihak oleh perusahaan tempat kerjanya, enam bulan silam. “Masa depanku sudah tamat,” tuturnya. Ada nada keluh pada kalimatnya itu.

Kategori :