Secuil Kepingan Surga Jatuh untuk Yudis (4)

Senin 04-12-2023,08:00 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Klien Keduanya Menor, bak Tandak Tahun 70-an

Pelan-pelan Yudis membukanya. Wow… jam tangan militer yang sangat bagus. Yang sudah dia impi-impikan sejak kelas satu SMA.

Seminggu lalu dia melihat jam seperti itu waktu diajak teman membelinya di Tunjungan Plaza.

“Ini hadiah dari Papa. Aku disuruh beli sendiri, nanti uangnya diganti. Aku kan ultah,” kata temannya itu.

Yudis melirik harga jam tangan tersebut di papan kertas kecil yang digantung di gelangnya.

BACA JUGA:Secuil Kepingan Surga Jatuh untuk Yudis (3)

“Waduh, Rp 2,190 juta,” batin Yudis, yang lantas melanjutkan membatin, “Lalu kira-kira apa ya isi tas yang satunya tadi?”

HP-nya berdering. Dari Nitha. Dia bertanya apakah Yudis suka hadiah yang dia berikan? Spontan Yudis menjawab teramat sangat suka sekali disertai ucapan terima kasih berkali-kali.

Klien kedua Yudis perempuan yang lebih tua ketimbang Nitha. Dandanannya menor kaya tandak tahun 1970-an.

BACA JUGA:Secuil Kepingan Surga Jatuh untuk Yudis (2)

 

Tampak tanda-tanda kecantikan di masa muda. Perhiasannya kemrompyong menghiasi lengan, leher, dan telinganya. Bersaing merebut perhatian. Ada juga di hidung seperti artis-artis Boolywood.

Tidak hanya cerewet, klien yang mengaku bernama Ratna ini banyak maunya. Apa-apa minta dilayani seperti sikap juragan terhadap babu. Bicaranya kasar dan suka memerintah.

Saat makan malam, secara terang-terangan perempuan yang layak dipanggil eyang uti ini minta ditemani istirahat.

Syukur-syukur kalau mau memijat tubuhnya. Ratna mengaku kebetulan sangat letih karena baru landing dari Amsterdam.

Seperti kepada Nitha, Yudis menolak halus permohonan eyang uti eh Ratna dengan alasan menjaga ibunya yang sedang sakit. Tanggapan Ratna sama sekali tidak terduga.

Dengan kasar dia membentak, “Ya sudah. Pulang sana. Peluk ibumu erat-erat.”

Kategori :