Conten Creator TikTok Lupakan Bangku Sekolah (3)

Kamis 23-11-2023,09:00 WIB
Reporter : Jos
Editor : Agus Supriyadi

Dijodohkan dengan Pangeran Kerjaan Sawit

Melihat Nunuk hamil, Pak Anam dan Bu Anam tidak bisa berbuat banyak. Mereka hanya bisa pasrah dan terpaksa merestui pernikahan Nunuk. Bu Anam menangis sampai meraung-raung.

Bu Anam menyesal karena Nunuk harus nikah dengan Jito. Padahal dia sudah punya calon untuk  putri semata wayangnya ini.

“Ibu sempat berbisik bahwa sebenarnya aku akan dijodohkan dengan putra sepupunya Pakde yang tinnggal di Sumatera,” kata Nunuk, yang menambahkan bahwa pemuda tersebut lulusan perguruan tinggi di Mesir dan bakal menjadi pewaris kerajaan bisnis ayahnya yang menguasai beribu-ribu hektar sawit.

“Aku nggak peduli,” kata Nunuk, yang pernikahannya vs Jito akhirnya dilaksanakan diam-diam dan tanpa pesta yang mengundang keluarga besar mereka.

Waktu terus berlalu. Dalam perjalanan rumah tangga mereka, terbukti Jito ternyata bukan lelaki yang baik dan bertanggung jawab. Setelah menikah satu per satu kejelekannya terbongkar.

Jito suka  mabuk-mabukan dan  peringainya kasar. Nunuk yang dulu sering dihajar orang tua karena tidak disiplin bersekolah kini giliran dihajar suami justru karena ingin mengingatkan suami yang berbuat keliru. “Aku sepertinya kena karma,” kata Nunuk.

Nunuk lantas menunjukkan lebam-lebam di hampir semua permukaan tubuh. Kulit yang tampaknya mulus itu ternodai bongkah-bongkah hitam tak beraturan. “Aku sampai keguguran,” kata Nunuk, yang menambahkan itu terjadi setelah perutnya ditendang Jito.

Meski keadaannya makin hari semakin memprihatinkan, Nunuk tidak mengeluhkan kondisi itu ke orang tuanya. Dia malu karena Jito adalah lelaki pilihannya sendiri. Dia takut justru bakal dimarahi habis-habisan, terutama oleh ayahnya.

Nunuk hanya bisa sekuat tenaga berusaha menyimpan penderitaan batin dan fisiknya. “Sebenarnya ada niat untuk kabur dari Jito. Sempat terbetik pikiran ke Jakarta dan cari kerja di sana. Memulai kehidupan baru di sana,” tutur Nunuk lirih.

Tapi itu tidak mungkin dilakukan. Nunuk mengaku keberaniannya tidak sekuat dulu lagi. Ada terselip waswas di hatinya. Pertimbangan lain, Jito tidak akan tinggal diam membiarkannya kabur.

Nunuk yang merasa juga dimanfatkan Jito sebagai ATM tambahan diawasi sangat ketat. Dia dipaksa selalu kerja lembur agar bisa menyetorkan gajinya kepada Jito. “Setiap bulan gajiku memang selalu diambil Jito. Semua,” kata Nunuk.

“Semua?” tanya Memorandum nyaris tidak percaya.

“Ya. Semua. Tiap hari aku hanya dijatah Rp 25 ribu untuk beli nasi bungkus,” kata Nunuk, yang menambahkan bahwa Jito sendiri tidak pernah makan di rumah.  Rp 25 ribu itu jatah beli nasi bungkus untuk makan Nunuk sehari.

Sebenarnya Nunuk pernah nekat merealisasikan niatnya kabur dan mencari kerja di Jakarta. Tapi rencana itu terendus Jito. Nunuk yang sudah meninggalkan rumah dan naik bus jurusan Jakarta tiba-tiba ditarik kerah bajunya dengan kasar dan dipaksa turun dari bus.

Nunuk lantas diseret kembali ke rumah dengan kasar. “Sebenarnya banyak yang lihat. Ada juga beberapa polisi mengawasi kami. Tapi mereka tidak bisa berbuat banyak setelah tahu Jito adalah suami aku,” kata Nunuk.

Nunuk juga pernah mengajak Jito pulang, menemui orang tuanya di Surabaya. Namun ajakan itu tidak pernah dipedulikan. Padahal Nunuk sudah merajuk dan mengaku kangen kapada kedua orang tuanya, terutama ibu. (jos, bersambung)

Kategori :