Beralasan Beli Pembalut, Nekat Kabur
Kalau teman-temannya masih boleh keluar mess pada jam-jam tertentu, Nunuk sama sekali tidak boleh. Kalaupun terpaksa, Nunuk akan dikawal sedikitnya oleh dua santri senior.
“Mereka kayaknya takut aku kabur,” kata Nunuk, yang menambahkan bahwa pengawalan itu dilakukan seperti Malaikat Raqib dan Atid. Menempel kayak perangko. Itu pun masih ditambah pengawasan jarak jauh oleh beberapa sekuriti.
Nunuk tidak tahan. Pada bulan ketiga keberadaannya di pesantren, dia mencari cara untuk bisa kabur. Ke mana aja, asalkan tidak balik ke rumah. Dia mengajak beberapa teman, tapi semua menolak.
Tipu daya pun dilakukan dengan membodohi para senior pengawasnya yang lugu-lugu. Secelah kesempatan harus bisa dimanfaatkan secara maksimal. Nunuk yang terputus komunikasi dengan dunia luar itu memang tidak bisa minta tolong siapa pun.
“Aku bisa lepas dari pengawasan kakak-kakak senior saat diizinkan beli pembalut di minimarket. Ketika pamit pipis, aku mlipir-mlipir samping gudang penyimpanan dan keluar lewat pintu belakang,” kata Nunuk.
Nunuk lantas berjalan masuk kampung dan memanfaatkan jalan tikus di kampung tersebut untuk menghilangkan jejak. Dia lantas meneruskan pelariannya dengan naik kendaraan umum ke Nganjuk.
Kebetulan dia menyimpan catatan nomor telepon dan alamat salah satu temannya di TikTok. Namanya sebut saja Jito, yang selama ini mengaku sebagai karyawan sebuah rumah makan besar.
Ternyata Jito tinggal di rumah kontrakan bersama beberapa karyawan restoran lain. Nunuk sementara ditampung di sana.
Beberapa waktu kemudian kebetulan ada karyawan keluar dan tidak bisa melanjutkan kerjanya lantaran menikah. Suaminya tidak mengizinkannya lagi bekerja.
Nunuk pun diajukan Jito menggantikan karyawan tadi. Diterima. Kondisi ini semakin mendekatkan hubungan mereka.
Nunuk dan Jito berpacaran. Hingga suatu saat Nunuk diajak Jito nyambangi familinya di Surabaya.
Nunuk oke-oke saja. Ternyata Jito tidak punya famili di Surabaya. Nunuk malah dibawa ke Kenjeran dan dirayu berhohohihe ketika beristirahat di hotel mini di kawasan pantai tersebut.
Dan mak-bluuusss… melayanglah kehormatan Nunuk. Keluar dari hotel mini, Jito tidak langsung mengarahkan motornya ke Nganjuk. Tapi justru ke rumah Nunuk. Tentu saja gadis ini kaget. Dia sempat bertanya dari mana Jito tahu alamat rumahnya dan mau apa.
Jito tidak menjawab dan terus mengarahkan motornya ke alamat rumah Nunuk. Sampai tujuan, Jito langsung menemui ayah Nunuk dan nekat melamar gadis yang sudah dipetik kegadisannya ini.
Tidak diduga, ayah Nunuk, sebut saja Anam, marah-marah. Jito dituding menculik anaknya dan diancam akan dilaporkan ke polisi.
Nunuk sendiri dihajar. Dipukul, ditendang, dan dijambak rambutnya. Ibu Nunuk yang berusaha memisah malah kena pancal si suami.