Surabaya, memorandum.co.id - Sehari penutupan akses penghubung Jalan Tambak Wedi Baru dengan Jalan Dukuh Bulak Banteng, warga mulai terdampak. Mereka harus memutar dan membutuhkan waktu hingga 15 menit lebih lama. Beberapa warga lain sempat kaget setelah terlanjur masuk dan menemui tembok setinggi 1 meteran. Hasilnya, mereka harus putar balik.
Sempat membuat warga dan pengguna jalan kebingungan dan terjadi penumpukan kendaraan di ujung Jalan Dukuh Bulak Banteng dan Jalan Tambak Wedi Baru. Bahkan, untuk kendaraan roda empat harus berputar balik lebih jauh melewati Jalan Kedinding Lor menuju Dukuh Bulak Banteng.
"Jalan ini sudah ada sejak lama dan dimanfaatkan warga sekitar. Kami berharap dibuka minimal untuk pejalan kaki dan pengendara motor," kata Hamidah, warga setempat.
Kini, Hamidah harus menempuh waktu 10 hingga 15 menit lebih lama jika memilih akses lain. “Apalagi anak saya sekolah di MI Dewi Sartika,setiap harinya antar jemput anaknya di sekolah, ” tambahnya.
Keluhan lain disampaikan Romli, distributor telur ayam dari Pegirian. Ramli kecewa atas pemblokiran jalan yang dilakukan pemilik lahan di Jalan Tambak Wedi Baru. “Saya baru tahu hari ini kalau jalan itu ditutup. Karena tidak ada alternatif lain dan harus memutar balik harus lewat Jalan Kedinding Lor sangat merugikan dirinya. Selain waktu yang ditempuh menuju Tambak Wedi Baru 25 menit, pengeluaran bahan bakar kendaraan juga bertambah,” ucap Romli. (why/rif/gus)