SURABAYA, MEMORANDUM - Korban gendam warga negara asing (WNA) Cina, Lie Tjun Ling (60), merupakan pengusaha Toko Bangunan Karunia, di Jalan Kutisari Selatan, Surabaya.
Sepertinya, perempuan paruh baya itu masih trauma bertemu dengan orang luar. Termasuk menemui Memorandum.disway.id ketika berkunjung ke rumahnya yang berada di pinggi jalan raya.
Memorandum.disway.id berusaha bertanya lebih jauh tentang kejadian yang dialaminya pada 7 September 2023 di Pasar Kutisari. Kali pertama datang, terdapat mobil putih terparkir di depan rumah sekaligus toko.
Toko bangunan dengan rolling door tampak tutup. Hanya anjing yang menggonggong dari dalam. Memorandum.disway.id kemudian memencet bel yang berada di dinding.
Tak lama terdengar suara orang membuka rolling door. Dia adalah Jony Gunawan, suami dari Lie Tjun Ling. Dia bertanya kepada Memorandum.disway.id yang hendak wawancara, setelah itu diam dan masuk lagi sambil menutup pintu untuk berbicara dengan istrinya.
Tidak sampai semenit, Jony kembali lagi menemui Memorandum.disway.id dan mengatakan, jika tidak mau berkomentar lalu menyarankan untuk minta konfirmasi ke pihak kepolisian terkait kejadian yang dialami istrinya.
"Istri saya tidak mau bicara, silakan minta keterangan ke kepolisian saja," kata Jony.
Jony mengaku sebagai suaminya. Tapi dia membenarkan apabila yang menjadi korban penipuan WNA Cina merupakan istrinya. Bahkan dia juga tahu kalau para pelakunya sudah ditangkap oleh polisi.
"Iya saya tahu, tapi lebih baik ke polisi saja," ucapnya.
Saat ditanya kronologis bagaimana kejadian dan berapa kerugiannya, Jony menjawab tidak tahu.
"Kejadian dan kronologisnya saya tidak tahu. Kerugiannya berapa tidak tahu, tanyakan ke pihak kepolisian," saran Jony.
Sementara itu, tetangga depan Lie Tjun Ling dan Jony, bernama Yakop mengatakan, sudah mengetahui adanya berita penipuan setelah membacara berita di koran dan grup WhatsApp (WA). Di mana emas di save box senilai Rp 500 juta dibawa kabur para pelaku.
"Saya tidak tahu kalau yang kena tipu adalah tetangga saya. Saya tahunya berita dari grup WhatsApp, bahwa ada warga Kutisari kena tipu kemarin, tapi tidak tahu kejadiannya di mana, di luar negeri atau di mana, ternyata tetangga saya sendiri," ungkap Yakop.
Yakop juga tidak tahu waktu kejadiannya saat Lie Tjun Ling ditipu di Pasar Kutisari Selatan, Surabaya. Namun, dia tahu kalau setiap harinya korban sering ke pasar dengan berjalan kaki.
"Pasarnya kurang lebih 100 meter dari rumahnya," jelasnya.