Surabaya, Memorandum - Kritikan terhadap eksistensi toko online turut disuarakan oleh Sekretaris Paguyuban Pasar Tambahrejo Surabaya, Masud, Kamis, 21 September 2023.
Menurutnya, market toko online seperti TikTok Shop dan yang lainnya perlu ditertibkan dan diberikan regulasi. Sebab harga barang yang dijual ugal-ugalan alias di bawah harga pasaran.
"Selama ini keberadaan toko online tidak dikontrol oleh pemerintah. Belum ada regulasi untuk toko online. Misal harga dan cara berdagang, yang kita amati itu sudah melampaui batas kebiasaan," kata Masud.
Hal ini tentu berbeda dengan toko offline. Di Pasar Tambahrejo, harga item bersaing dan mengacu pada harga pasaran. Regulasinya jelas dan terkontrol. Sehingga persaingan antarpedagang offline berlangsung sehat.
Namun lain hal dengan toko online. Tidak ada standar harga yang ditentukan. Pedagang online bebas menentukan harga masing-masing. Ada yang memberikan diskon 50 persen bahkan lebih. Bahkan harga yang ditawarkan bisa berbeda-beda setiap jam atau hari keesokannya.
"Akhirnya memicu persaingan yang tidak sehat antara pedagang offline dan online. Kalau dibiarkan terus seperti ini, dan pemerintah tidak hadir mengatasi permasalahan ini, maka pedagang offline bisa mati, pasar bisa tutup," tegas Masud.
Karenanya dia bersepakat dengan pemerintah yang akan mengatur bahkan menyetop pasar toko online seperti TikTok Shop. Alasannya harga yang dipatok toko online kian tidak masuk akal dan ugal-ugalan. Hal ini secara tidak langsung akan mematikan toko offline.
"Sangat setuju. Pemerintah harus hadir memberikan regulasi harga di online agar tidak lebih murah dari pasar. Sebenarnya pun kalau bersaing, pedagang toko online itu sudah menang. Karena mereka tidak kena biaya rekening dan biaya sewa," pungkas Masud yang juga Sekretaris Kumpulan Pedagang Pasar Seluruh Surabaya (KPPSS) ini. (bin/fer)