Diancam Putus dan Dipalak Pacar

Kamis 24-01-2019,10:13 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

SURABAYA - Kematian Desiana Dwi Lestari Ranonto (19), yang nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri di kamar kos Jalan Nginden Baru IV, Selasa (22/1), meninggalkan banyak pertanyaan. Korban diduga kuat kecewa karena diputus pacarnya yang berada di kampung halamannya, Sulawesi Tengah. Disebut-sebut korban kerap cekcok dengan pacarnya melalui telepon. Bahkan Desiana sering menangis setelah mendapat telepon dari pria tersebut. Selain itu sang pacar juga kerap mengancam memutuskan hubungan, saat Desi panggilan akrab korban tidak bisa memberi sejumlah uang yang diminta. Menurut pengakuan saksi Betsy (teman Desiana, Red) ke polisi, awalnya dia ke kamar korban setelah menerima video call dari pacar Desi yang menanyakan keberadaan korban. "Saksi menerangkan bila pacar korban melakukan video call dengannya, karena meminta tolong menanyakan keberadaan Desi," terang Kapolsek Sukolilo Kompol Ibrahim Gani. Selanjutnya Betsy mendatangi kamar korban dan mengetuk pintu kamar kosnya. Tapi tidak mendapat respon dari Desi. Merasa curiga, Betsy mengajak temannya, Ima (penjaga kos, Red) untuk menggeser lemari di luar yang menutup jendela kamar Desi. "Ketika lemari berhasil digeser, kedua saksi mendapati korban posisinya tergantung memakai seutas tali. Menyadari hal tersebut para saksi segera melapor ke warga setempat dan dilanjutkan ke Polsek Sukolilo," lanjut Ghani. Berbekal laporan itu, Ibrahim mendatangkan Tim Inafis Polrestabes Surabaya untuk melakukan identifikasi di lokasi. Sekitar pukul 20.00, kamar Desi berhasil dibuka. Selanjutnya jasad korban dievakuasi dengan mengamankan sejumlah barang bukti. "Kematian korban murni karena gantung diri dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuhnya," jelas Ghani. Setelah melakukan evakuasi, jasad korban dibawa ke kamar mayat RSUD Dr Soetomo untuk kepentingan visum dan autopsi. Selain itu petugas juga sudah menghubungi keluarga Desi sesuai alamat KTP-nya di Kecamatan Pamona, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. "Motifnya masih terus kami selidiki," pungkas Ghani. (fdn/nov)

Tags :
Kategori :

Terkait