Ketika Jatuh Cinta Bukan dari Mata Turun ke Hati (2)

Selasa 20-06-2023,10:00 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Kemalasan Ratna semakin menjadi-jadi setelah anak semata mayangnya lahir. Ia enggan memelihara sendiri. Dia menitipkannya kepada sang ibu. “Ini jadi pangkal perseteruan kami,” kata Ridwan. Ridwan yang merasa dijauhkan dari tambatan hatinya jadi sering galau. Perang dingin pun pecah. Meski tinggal serumah, hampir tidak pernah terjadi komunikasi di antara mereka. Ridwan sibuk dengan bisnisnya, begitu pula Ratna. Dia ngoyo mewujudkan impian jadi wanita karier. Perselisihan-perselisihan itu memuncak sekitar empat tahun terakhir. Karena sering kesepian, lambat laun Ridwan tidak kerasan berlama-lama di rumah. Lelaki yang tidak pernah makan di luar ini berubah jadi senang bersafari kuliner. Sendirian. Hampir seluruh sudut Surabaya dia jelajahi. Setiap dengar slentingan ada makanan enak di suatu tempat, Ridwan memburunya. Tak jarang dia harus ke luar kota untuk memuaskan perutnya. Makanan-makanan serba enak dan maknyus silih berganti dikonsumsi. Mak Yeye di Wonokromo termasuk makanan favoritnya. Ridwan rela antre sambil ngantuk tekluk-tekluk untuk sekadar mendapatkan sepiring nasi dan berlauk pecelan Mak Yeye. Demikian pula bakso tetelan Jl Kutei dan bakso Bang Pitung di Sidoarjo. Ridwan merasa menemukan kepuasan tersendiri di dunia kuliner, karena selama ini dia memang hobi berwisata kuliner. “Makanya aku dulu jatuh cinta kepada Ratna setelah melahap masakan dia,” kata Ridwan. Ridwan mengaku orang tuanya beberapa kali mengingatkan Ridwan agar selalu sabar menghadapi Ratna, apa pun yang terjadi. “Ayah selalu bilang, nasihati Ratna pelan-pelan. Dia mungkin sedang khilaf. Begitu nasihat Ayah,” kata Ridwan. Makanya suatu hari dia sengaja mendudukkan Ratna untuk diajak ngobrol dari hati ke hati. “Tapi sepertinya sulit. Ratna malah mogok dan tidak mau mengerjakan apa pun pekerjaan rumah. Semua digeletakkan,” desah Ridwan. Lelaki tinggi dengan perawakan sedang ini sempat shock. Dia jadi semakin sering keluyuran dari satu tempat kuliner ke tempat kuliner lain. Semua warung yang menyajikan masakan-masakan khas pasti dia datangi. Ada beberapa tempat makan favorit dia. Soto Wawan adalah satu di antara yang sering dia kunjungi. Ada juga rujak cingur Mbak Sri di Kebraon V. Katanya, Cingur di Mbak Sri kenyal-kenyal kayak apa gitu. “Sayang. Beberapa waktu terakhir warungnya tutup. Tampaknya sedang dibangun. Saya nggak tahu pindah ke mana dia,” kata Ridwan, kemudian menggigit bibir bawahnya. Setelah mulai bosan bersafari kuliner, Ridwan sadar ternyata di sebelah kantor ada warung kecil yang masakannya sangat maknyus. (jos, bersambung)  

Tags :
Kategori :

Terkait