Surabaya, memorandum.co.id - Wacana perubahan kurikulum yang digaungkan Mendikbud Nadiem Makariem untuk penerapan sistem satuan kredit semester (SKS) untuk jenjang SMK ditanggapi Dinas Pendidikan Jawa Timur.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Hudiyono menegaskan, selayaknya perubahan kurikulum memang harus adaptif. Bahkan ada beberapa kurikulum yang harus menyesuaikan dengan perkembangan masa.
“Jatim memahami bahwa kurikulum selalu berubah. Namun untuk mengubah ini perlu tahapan. Itu pun tidak semuanya harus diubah. Ada komponen tertentu yang memang menyesuikan kebutuh industri,” ungkap dia, Rabu (11/12).
Hudiyono menyebut, kemampuan anak didik sangat bervariasi sehingga ada pengklasifikasian. Maka Jawa Timur sendiri sudah memberikan pelayanan kognisi kepada siswa dengan sistem SKS untuk SMA. Sedangkan untuk jenjang SMK, akan mengkaji perubahan itu. Pasalnya SMK memang fokus pada keterampilan kebutuhan industri.
“Desain kurikulum sudah dilakukan. Kaidah kurikulum yang standart. Misalnya dari kepadatan kurikulum sudah memenuhi tahapan seperti membaca, mendengar, menulis, menganalisa dan praktek tidak ada masalah,” ujar dia.
Lebih lanjut, sejauh pelaksanaan kaidah dalam desain kurikulum sesuai dengan konsep pengembangan kurikulum hal itu tidak masalah. Misalnya terlalu overload bisa dipadatkan atau digabungkan. Pasalnya, kurikulum harus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
Lanjutnya, perubahan kurikulum harus membutuhkan road map secara nasional. Sehingga tidak ada kesan berganti pejabat juga ada pergantian program secara nasional.(why/udi)