Surabaya, Memorandum.co.id - Abdurrahman bin Auf menjadi orang ke delapan yang memeluk Islam. Ia diislamkan oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq, dua hari setelah Abu Bakar masuk Islam. Sebelum masuk Islam, ia dikenal dengan nama Abd Amr. Kemudian oleh Rasulullah SAW namanya diminta berganti menjadi Abdurrahman bin Auf. Semasa hidupnya, Abdurrahman bin Auf dikenal sebagai orang yang cerdas. Dalam kesehariannya, ia beraktivitas sebagai pedagang sukses. Dari hasil berdagang ini, Abdurrahman bin Auf dapat mengumpulkan pundi-pundi harta. Namun dengan kekayaannya yang dimiliki, dia justru menangis karena khawatir akan masuk surga paling terakhir. Suatu ketika Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam berkata, Abdurrahman bin Auf akan masuk surga terakhir karena terlalu kaya, sehingga dihisabnya paling lama. Mendengar hal tersebut Abdurrahman bin Auf pun berpikir keras, bagaimana caranya agar ia kembali menjadi miskin supaya dapat memasuki surga lebih awal, Agar jatuh miskin, Abdurrahman bin Auf pernah menyedekahkan separuh hartanya pada zaman Nabi. Setelah itu ia bersedekah lagi sebanyak 40.000 dinar yang kebanyakan harta bendanya diperoleh dari hasil perdagangan. Selalu bersedekah dan memberikan hartanya, Abdurrahman bin 'Auf tidak juga jatuh miskin, justru kehidupannya terus meningkat. Keberhasilannya dalam bisnis membuatnya dijuluki sebagai tangan emas, karena apapun yang dikerjakan selalu sukses dan membuahkan hasil yang besar. Di saat Abdurrahman bin Auf merelakan semua hartanya agar jatuh miskin, saat itu pula Allah memberikan limpahan harta berkali-kali lipat untuknya. Abdurrahman bin Auf meninggal di usia 72 tahun dan masuk dalam deretan 10 sahabat nabi yang dijamin masuk surga. Baginya, warisan terbaik yang ditinggalkan pada keluarganya saat meninggal bukanlah harta atau kekayaan, melainkan ajaran Islam dan teladan dari Rasulullah SAW. (*/Rdh)
Kisah Sahabat Rasulullah SAW yang Ingin Miskin Namun Selalu Gagal
Kamis 11-05-2023,07:20 WIB
Editor : M Ridho
Kategori :