Jelang Operasi Ketupat Semeru, Gubernur Jatim Tekankan Pemudik Tertib Berlalulintas

Kamis 13-04-2023,13:43 WIB
Reporter : Aziz Manna Memorandum
Editor : Aziz Manna Memorandum

Surabaya, memorandum.co.id - Forkopimda Jatim memantapkan koordinasi menyongsong momentum Hari Raya Idulfitri 1444 H melalui Rakor Lintas Sektoral Operasi Ketupat Semeru 2023. Melalui kesempatan ini, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memastikan akan menciptakan suasana mudik di Jatim tetap aman, kondusif, sehat, dan lancar. Seperti diketahui, berdasarkan survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan (kemenhub) RI, tahun ini dipredikasi akan terjadi peningkatan pemudik di Jatim. Diperkirakan ada sebanyak 21,2 juta warga Jatim yang melakukan pergerakan selama masa mudik Lebaran. Jumlah ini meningkat 45,2% dari tahun 2022 yang sejumlah 14,6 juta orang. Dalam arahannya, Gubernur Khofifah meminta kesiapan berbagai instansi lintas sektoral dalam empat hal. Pertama, soal logistik. Khofifah meminta Bulog untuk memastikan stok beras di Jatim aman, baik menjelang Lebaran hingga setelah Lebaran maupun saat cuti bersama. Selain beras, Khofifah juga menyoroti beberapa bahan pokok lain seperti minyak goreng terutama merek Minyakita. Karena dari tinjauan ke berbagai pasar di Jatim, stok Minyakita banyak mengalami kekosongan. "Padahal Minyakita itu harganya standar HET yakni, Rp 14 ribu per liter. Harusnya ini tersedia di pasar tapi suplainya masih sangat terbatas. Kalau masyarakat terkonfirmasi logistik aman, maka tidak ada panic buying,” tuturnya, Kamis (13/4). Penekanan kedua dari Gubernur Khofifah adalah soal kesiapan tempat wisata di Jatim. Dia meminta kepada seluruh pelaku wisata, termasuk pengelola obyek wisata di Jatim, untuk melakukan asesmen dan pengecekan di tempat wisata. Terutama arena permainan dan wisata air. Tidak hanya itu, asesmen juga penting dilakukan di titik-titik yang beresiko antara lain wisata air, baik arena permainan air maupun obyek wisata yang menggunakan air. Gubernur mengimbau alat-alat tersebut dilakukan audit dengan baik agar tidak menimbulkan risiko ketika jumlah wisatawan meningkat saat libur Lebaran. “Kebutuhan pemenuhan kebahagiaan bagi wisatawan di titik-titik tertentu perlu kita antisipasi, termasuk potensi menimbulkan kemacetan di sekitar tempat wisata. Keberadaan relawan penting di titik tertentu seperti Pramuka dan Tagana. Artinya, mereka akan membantu proses penanganan kedaruratan jika dibutuhkan,” urai gubernur. Ketiga adalah soal kesehatan. Yakni, dengan memaksimalkan posko-posko layanan kesehatan di berbagai titik. Termasuk kesiapsiagaan rumah sakit dan puskesmas di berbagai wilayah. Kesiapan di bidang kesehatan ini penting sebagai uapaya memberikan quick response atau respon cepat terhadap berbagai kemungkinan kejadian seperti laka lantas saat arus mudik maupun arus balik lebaran tahun ini. Termasuk kesiapan dokter spesialis di beberapa rumah sakit saat cuti bersama. “Membahas soal laka lantas, kematian akibat laka lantas ini bisa diminimalisir dengan respon cepat dan koneksivitas layanan kesehatan terdekat. Termasuk terkoneksi dengan aplikasi command center baik Polda Jatim, Dinkes Jatim, Pertamina, PLN, dan sebagainya. Supaya ketika terjadi sesuatu, konektivitasnya bisa dilakukan sesegera mungkin, ambulans cepat datang dan seterusnya,” terang Khofifah. Selanjutnya yang keempat adalah kesiapan soal listrik dan BBM. Terkait stok BBM, Gubernur Khofifah meminta Pertamina menyiapkan SPBU darurat di berbagai titik yang belum terdapat SPBU. Terutama wilayah pantai selatan Jatim yang terdapat banyak wisata pantai. Kemudian PLN juga diminta untuk memastikan gardu-gardu PLN berfungsi dengan baik. “Hal-hal ini menjadi penting antara destinasi wisata dengan PLN maupun dengan Pertamina, maka dibutuhkan koordinasi detail di lini paling bawah perlu di-breakdown kembali supaya antisipasi lebih komprehensif,” katanya. “Mohon kesiapsiagaan dan koordinasi ini dilakukan terus sampai lini terbawah baik camat maupun lintas sektor, karena di Jatim ini agak beda. Silaturahmi lebaran di Jatim itu panjang sekali, bukan satu dua minggu, tapi satu bulan masih ada silaturahmi syawalan,” imbuhnya. (bin)

Tags :
Kategori :

Terkait